REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Raja Salman menunjuk mantan Menteri Keuangan, Ibrahim al-Assaf menjadi Menteri Luar Negeri Arab Saudi. Langkah ini sejalan dengan perombakan kabinet yang dilakukan Raja Salman kali ini. Perombakan kabinet kali ini merupakan perombakan kabinet paling besar yang dilakukan oleh Raja Salman.
Dilansir dari Reuters, perombakan kabinet yang dilakukan oleh Raja Salman ini dilakukan untuk menangani tekanan internasional atas pembunuhan jurnalis Saudi, Jamal Khashoggi di Istanbul, Oktober lalu. Dengan adanya perombakan kabinet ini, Raja Salman juga membentuk tiga badan intelejen untuk bisa segera menyelesaikan kasus ini.
Raja Salman juga menunjuk Pangeran Abdullah bin Bandar bin Abdulaziz untuk menggantikan Pangeran Khaled bin Ayyaf sebagai kepala Garda Nasional, dan memerintahkan perombakan Dewan Politik dan Keamanan Arab Saudi.
Jenderal Kalid bin Qirar al-Harbi diangkat sebagai kepala keamanan umum, sementara Musaed al-Aiban diangkat sebagai penasihat keamanan nasional.
Turki al-Sheikh, kepala komite olahraga Arab Saudi dan penasihat dekat Putra Mahkota Mohammed, digantikan dan ditunjuk sebagai kepala baru Komisi Hiburan.
Turki al-Shabana, seorang eksekutif di penyiar Rotana, diangkat sebagai menteri informasi. Rotana dimiliki oleh investor miliarder Pangeran Alwaleed bin Talal, yang juga ditahan di Ritz tahun lalu dan kemudian dibebaskan.
Raja Salman selanjutnya memerintahkan pembentukan Badan Antariksa Saudi, yang akan diketuai oleh putranya yang berusia 62 tahun, Pangeran Sultan bin Salman. Pangeran Sultan telah menjadi kepala Komisi Saudi untuk Pariwisata dan Warisan Nasional (SCTH). Ia dikenal luas sebagai astronot Arab dan Muslim pertama.