Jumat 28 Dec 2018 10:29 WIB

Warga Palestina yang Terusir Latihan Militer Israel

Turkoman diusir saat cuaca sangat dingin dan menusuk.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Ratusan personil militer zionis Israel, Jumat (30/3), berkumpul di sekitar perbatasan dengan peralatan militer lengkap.
Foto: Dok. Istimewa
Ratusan personil militer zionis Israel, Jumat (30/3), berkumpul di sekitar perbatasan dengan peralatan militer lengkap.

REPUBLIKA.CO.ID, Hayel Turkoman masih ingat momen pertama ketika dia dan keluarganya diusir paksa militer Israel dari rumahnya di sebuah desa di utara Toubas, Tepi Barat. Peristiwa itu terjadi pada 1994 saat usianya masih belia.

Turkoman dan keluarganya terpaksa angkat kaki. Sebab wilayah permukiman mereka hendak dijadikan medan latihan oleh militer Israel. Mereka tak dapat kembali ke rumah sampai latihan yang terkadang memakan waktu hingga berhari-hari itu usai.

Turkoman mungkin berharap pengalaman demikian tidak akan terulang lagi dalam kehidupannya. Sebab selama militer Israel tengah menggelar latihan, dia dan keluarganya harus terkatung-katung mencari tempat bernaung.

Namun harapan hanya sekadar harapan. Selama 24 tahun berselang pascapengusiran paksa tersebut, Turkoman masih harus mengalami hal serupa. Dia beserta istri dan kedelapan anaknya diusir paksa militer Israel dari kediamannya di Khirbet Ibzik, Tepi Barat.

Sama seperti 1994, dia dan keluarganya diusir karena wilayah permukimannya hendak dijadikan medan latihan oleh militer Israel. "Ini adalah ketiga kalinya kami diusir dari rumah kami bulan ini," kata Turkoman saat diwawancara kantor berita Palestina WAFA pada Rabu (26/12).

Setelah diusir, keluarga Turkoman dan 13 keluarga Palestina lainnya yang juga tinggal di wilayah itu diperintahkan untuk berbaris. Dengan pengawalan polisi Israel, mereka digiring keluar dari Khirbet Ibzik. Anak-anak hanya bisa memegang baju ibunya dengan ekspresi termangu saat dipaksa meninggalkan rumahnya.

Turkoman dan keluarga Palestina lainnya mengaku semakin tak berdaya ketika diusir pada Desember-Januari. Sebab pada periode itu, cuaca sangat dingin dan menusuk.

Situasi semakin sulit karena mereka harus berjalan sejauh beberapa kilometer hingga tak dapat lagi melihat wilayah permukimannya. "Tentara tetap di belakang kami sampai kami keluar dari daerah itu dan memastikan kita tidak akan kembali. Tidak ada tempat untuk kita sekarang," ujar Turkoman. 

Baca juga, Militer Israel: Kami Siap Perang.

Ketika tubuh sedang berjibaku melawan dingin, mereka melihat tank-tank Israel melintasi perkebunan gandum. Di belakangnya menyusul puluhan kendaraan lapis baja. Debu berterbangan dan melekat pada wajah Turkoman serta warga Palestina lainnya. Sementara anak-anak mereka tampak ketakutan mendengar deru mesin tank dan kendaraan lapis baja Israel.

Bersamaan dengan datangnya tank dan kendaraan lapis baja, ratusan tentara Israel juga segera membentuk barisan. Sedangkan pejabat-pejabat militer mempelajari peta wilayah tempat latihan digelar.

Latihan militer Israel di wilayah permukiman Palestina kerap menimbulkan kerugian materi yang besar. Karena seusai latihan, ladang dan kebun hancur akibat tergilas tank serta kendaraan militer lainnya.

Selama dua tahun terakhir, tentara Israel telah mengevakuasi lebih dari 100 keluarga Palestina dari daerah pegunungan Khirbet Ibzik. "Ini berarti banyak orang tua dan anak-anak terpaksa pergi dengan berjalan kaki," kata Arif Daraghmeh, seorang aktivis hak asasi manusia (HAM) yang bekerja di daerah tersebut.

"Beberapa dari mereka membutuhkan obat-obatan dan yang lain membutuhkan kendaraan untuk mengangkutnya," ujar Daraghmeh. Ketika diusir, Israel memang tak menyediakan kendaraan khusus untuk ditumpangi manula dan anak-anak.

Organisasi HAM asal Israel, B'Tselem, melaporkan militer Israel biasanya melakukan pengusiran pada tanggal 16, 23, 26, dan 31. Warga Palestina yang wilayah permukimannya dijadikan sebagai tempat latihan harus pergi pada pukul 12 malam hingga 6 pagi. Artinya, selama latihan berlangsung, mereka harus tidur di lapangan atau area terbuka.

"Pelatihan militer di daerah itu adalah bagian dari kebijakan lama Israel yang dirancang untuk mengusir komunitas Palestina," kata B'Tselem. Kesimpulan itu diperoleh B'Tselem karena militer Israel selalu menggelar latihannya di wilayah permukiman Palestina di mana tidak ada pemukim Israel di dalamnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement