Senin 31 Dec 2018 05:59 WIB

Angkatan Laut Australia Sita Satu Ton Heroin di Laut Arab

Sejumlah besar heroin itu untuk distribusi di seluruh dunia.

Red:
abc news
abc news

Angkatan Laut Australia telah menghancurkan hampir satu ton heroin senilai hampir 300 juta dolar AS (atau setara Rp 3 triliun) dalam beberapa hari terakhir selama operasi di Timur Tengah.

Poin utama:

• Lebih dari 900 kg heroin disita dari dua kapal di Laut Arab

• Penyitaan itu terjadi selama operasi bersama dengan Pasukan Maritim Gabungan

• Obat-obatan terlarang itu dibuang di laut

 

Australia adalah bagian dari koalisi AS yang memerangi penyelundupan narkoba dan perdagangan senjata di wilayah tersebut.

Kapal HMAS Ballarat bergabung dengan Operasi MANITOU bulan lalu dan telah menargetkan kapal-kapal yang mencurigakan di Laut Arab.

Anggota kru naik dua kapal penangkap ikan, pada 21 Desember dan 23 Desember.

Mereka menyita 165 kilogram heroin selama operasi pertama dan 766 kg selama operasi kedua.

Narkoba itu dibuang ke laut.

"Sebuah pencarian menyeluruh oleh pihak terkait menemukan sejumlah besar heroin yang dimaksudkan untuk distribusi di seluruh dunia," kata Komandan kapal HMAS Ballarat, Paul Johnson.

"Dengan menjauhkan narkoba ilegal ini dari tangan orang-orang yang mengeksploitasi orang lain, kami memperbaiki kehidupan orang-orang di kawasan itu," kata Komandan Paul Johnson.

 

Kapal perang kelas Anzac ini bergabung dengan upaya 32 negara pada bulan November dan ini adalah razia pertama yang dilakukan oleh kru.

Komandan Pasukan Australia di Timur Tengah, Jaimie Hatcher, mengatakan ini adalah awal yang menjanjikan untuk penempatannya.

 

"Operasi ini akan berdampak pada arus distribusi narkoba di seluruh dunia dan penggunaan uang narkoba untuk mendanai organisasi ekstrimis," kata Laksamana Muda Hatcher.

Sejak bergabung dengan Operasi MANITOU di tahun 2014, Angkatan Laut Australia telah menyita 7 ton heroin dan 38 ton ganja senilai lebih dari 5 miliar dolar AS (setara Rp 50 triliun).

 

Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement