Kamis 03 Jan 2019 17:24 WIB

Ketika New Horizons Capai Pinggiran Terluar Tata Surya

Pesawat Nasa itu berada di Sabuk Kuiper, bagian terluar sistem tata surya.

New Horizons (ilustrasi)
Foto: the space reporter
New Horizons (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,

Oleh Yeyen Rostiyani

Tepuk tangan pecah di salah satu ruang di Laboratorium Fisika Terapan (APL) Johns Hopkins University di Laurel, Maryland, Amerika Serikat, Selasa (1/1). Mereka merayakan keberhasilan dalam sejarah pesawat antariksa, yaitu mencapai titik terjauh dalam sejarah, sejauh 4,1 miliar mil atau sekitar 6,6 milar kilometer dari Bumi.

Pesawat milik lembaga antariksa Amerika Serikat, National Aeronautics and Space Administration (NASA), New Horizons, sempat putus kontak dengan stasiun di Bumi. Laman Space menuliskan, pesawat tiba-tiba melakukan phone home atau terkoneksi kembali ke stasiun di Bumi.

Ribuan foto yang dikirim New Horizons menunjukkan bongkahan batu berlapis es di ruang angkasa yang memiliki nama panggilan Ultima Thule atau (486958) 2014 MU69. Foto-foto tersebut diterima pada pukul 05.33 GMT (Selasa, pukul 12.33 WIB) saat pesawat akan mendekati Ultima Thule.

Laman BBC menuliskan, pesawat New Horizons berhasil mendapatkan foto-foto berukuran 7 gigabyte dan serangkaian observasi lainnya saat pesawat telah melewati Ultima Thule. Foto-foto dan data itu akan dikirimkan kembali ke Bumi dalam hitungan bulan.

Pesan radio dari pesawat robot itu ditangkap oleh salah satu antena NASA di Madrid, Spanyol. Perlu waktu sekurangnya enam jam dan delapan menit bagi Bumi untuk menangkap sinyal yang dikirimkan Ultima Thule.

"Pesawat ruang angkasa kita dalam kondisi bagus. Kami baru saja mencapai penerbangan terjauh," ujar Alice Bowman, manajer operasi misi untuk New Horizons, yang dikutip the Guardian. "Kami siap menyambut transmisi ilmu tentang Ultima Thule, ilmu yang membantu kita memahami asal usul sistem tata surya kita."

Foto dan informasi yang paling diprioritaskan untuk dikirim dari New Horizons adalah data geologi dan komposisi Optima Thule. Hal lainnya adalah adanya kemungkinan cincin atau bulan yang mendampingi Optima Thule. Prioritas kedua adalah data mengenai debu, kawah, serta tampilan permukaan Optima Thule.

Namun, sebelum foto dan data itu dikirimkan, New Horizons sementara waktu akan terblokir oleh Matahari. Diperkirakan antara 4 hingga 9 Januari, atmosfer Matahari akan menghalangi transmisi dari New Horizons ke Bumi. Pada saat itulah tim ilmuwan memiliki waktu beristirahat sejenak sebelum mulai bekerja kembali mengurusi data dari New Horizons.

Si Kerdil

Ultima Thule memang tak sebesar Bumi. Bongkahan berlapis es tersebut berukuran 35 x 15 kilometer dan berada di Sabuk Kuiper yang berada di bagian terluar sistem tata surya kita.

Sabuk Kuiper terdiri atas sebaran planet-planet kerdil, batuan luar angkasa, hingga bongkahan es yang tersisa saat pembentukan sistem tata surya kita sekitar 4,6 miliar tahun lalu.

Meski Ultima Thule relatif kecil, data yang dikumpulkan pesawat kurang lebih sama dengan data yang dikumpulkan dari Pluto. Semua data itu dikirimkan ke Bumi oleh transmiter radio berdaya 15 watt.

New Horizons diluncurkan dari Bumi pada 2006. Memakan waktu 13 tahun kemu dian bagi pesawat untuk menjangkau bagian terluar dari sistem tata surya kita.

"Kita bisa saja membuat pesawat luar angkasa di Bumi, dan kita kirimkan ke sana miliaran mil jauhnya dari Bumi. Lalu, pesawat mengirimkan kembali semua data ajaib yang harus kira pelajari lebih banyak me ngenai dunia kita, sistem tata surya kita," kata Bowman yang dikutip the Guadian. "Ada satu bagian kecil dari kita di pesawat itu yang akan terus ada meski kita sendiri sudah lama tiada di Bumi ini," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement