Kamis 03 Jan 2019 20:35 WIB

AS Pertimbangkan Lindungi Milisi Kurdi YPG-PKK

AS memberikan syarat kepada milisi Kurdi agar menolak tentara AS di Suriah.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nashih Nashrullah
Presiden AS Donald Trump dalam konferensi pers di New York pada Kamis (26/9) waktu setempat.
Foto: AP Photo/Mary Altaffer
Presiden AS Donald Trump dalam konferensi pers di New York pada Kamis (26/9) waktu setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan, AS berniat melindungi kelompok teroris Kurdi YPG/PKK. Namun dengan prasyarat menolak kehadiran pasukan militer AS di Suriah utara untuk selamanya. 

Hal itu dikatakannya kepada wartawan pada pertemuan kabinet Rabu (2/1) waktu setempat. Trump juga menyinggung dugaan penjualan minyak ke Iran yang dilakukan  mitra AS, namun mempertahankan Washington yang berupaya memastikan keselamatan negara. 

"Bangsa Kurdi, mitra kami, menjual minyak ke Iran," ujar Trump seperti dikutip Anadolu Agency, Kamis (3/1). YPG merupakan afiliasi Suriah dari kelompok teroris PKK yang telah melakukan kampanye teror lebih dari 30 tahun terhadap Turki yang menewaskan 40 ribu orang. 

Trump mengatakan, AS tidak senang dengan penjualan minyak tersebut. "Kami ingin melindungi Kurdi, tapi saya tak ingin berada di Suriah selamanya. Itu tanah dengan kematian," ujar Trump.

Bulan lalu, Presiden berusia 72 tahun itu membuat keputusan yang tak diduga-duga dengan manarik 2000 militer AS dari Suriah. Keputusannya memicu kecaman dari banyak sekutu dan pembantu keamanan, termasuk kabinetnya sendiri. 

Usai keputusan Trump, menteri pertahanan AS Jim Mattis langsung mengundurkan diri dari jabatannya. 

Presiden kemudian membantah laporan bahwa ia memberikan tabel waktu selama empat bulan untuk penarikan, namun penarikan akan terjadi selama periode tertentu. 

Meski demikian, Trump tidak menawarkan kerangka waktu kapan pasukan AS keluar dari Suriah.

Awal pekan ini, Trump menegaskan akan lebih cepat menarik pasukannya dari Suriah. "kami perlahan-lahan mengirim pasukan kami kembali ke rumah untuk bersama keluarga mereka, sementara pada saat yang sama memerangi sisa-sisa ISIS [Negara Islam]," cuitan Trump pada Senin, (31/12) merujuk pada kelompok teroris Daesh.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement