REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pengiriman Yayasan Kasih Palestina bekerjasama dengan Yayasan Darussalam Peduli, menutup tahun 2018 dengan mengirimkan bantuan mobil ambulans untuk masyarakat Palestina. Mobil ambulans yang dilengkapi berbagai jenis obat-obatan itu berhasil memasuki Gaza, Palestina menjelang pergantian tahun.
‘’Alhamdulillah, mobil ambulans dengan spesifikasi yang lengkap dan tambahan obat-obatan sudah bisa digunakan oleh masyarakat di akhir 2018 ini,’’ ujar Direktur Yayasan Kasih Palestina Caca Andika kepada Republika, Jumat (28/12).
Kata Caca, persoalan kesehatan di Gaza sangat mengkhawatirkan. Pasokan fasilitas kesehatan di Gaza sangat minim, termasuk ambulans. Sudah hampir 11 tahun, papar dia, Israel memblokade Gaza dan menghambat berbagai bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza.
Dikatakan Caca, atas kondisi ini, Kasih Palestina mengajak masyarakat Indonesia untuk menyalurkan bantuan, khususnya yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat Gaza.
‘’Selain bantuan dari masyarakat secara umum, kami bekerjasama dengan Yayasan Darussalam Peduli untuk menyalurkan bantuan kesehatan ke Palestina,’’ tambah Caca.
Persoalan lainnya, kata Caca, tidak mudah untuk mengirimkan bantuan ke Gaza, Palestina. Terlebih, imbuh dia, Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel yang telah mengepung Gaza sejak 11 tahun lalu.
Untuk itu, pihaknya bekerjasama dengan Yayasan Insani Turki untuk menyalurkan bantuan berupa mobil ambulans dan obat-obatan ini hingga masuk ke Gaza.
‘’Subhanallah, perjuangannya memang tak mudah. Butuh beberapa bulan sampai mobil ambulans ini bisa diijinkan masuk ke Gaza,’’ tutur Caca. Pihaknya menyampaikan terima kasih kepada para donatur, khususnya jamaah dan pengurus Yayasan Darussalah Peduli atas donasi yang telah diberikan berupa ambulance dan obat-obatan.
Meski mengalami banyak rintangan, pihaknya tetap bersemangat membantu masyarakat Palestina. Awal 2019, Kata Caca, Kasih Palestina berencana melakukan peletakan batu pertama pembangunan Masjid Istiqlal Indonesia di Gaza, Palestina.
Kami berharap, masyarakat Indonesia bisa berpartisipasi dalam pembangunan masjid ini,’’ jelas Caca. Menurut dia, masyarakat Palestina di Gaza menginginkan agar masjid tersebut dinamakan Masjid Istiqlal Indonesia.
Sesuai dengan namanya, Istiqlal berarti kemerdekaan. Tak hanya itu, seperti keberadaan Masjid Istiqlal di Jakarta, kehadiran masjid Istiqlal di Gaza juga diharapkan akan menjadi pemicu semangat kemerdekaan Palestina, dan menjadi pusat peradaban bangsa Palestina ke depannya.