REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan pada Jumat (4/1) bahwa ia bisa saja menggunakan kekuasaan darurat untuk membangun tembok di perbatasan AS-Meksiko tanpa izin Kongres. Ia juga mengancam akan memotong jalur para anggota parlemen Demokrat, yang semakin berani setelah baru-baru ini mengambil alih kendali Dewan Perwakilan Rakyat.
Perseteruan Trump dengan kalangan Demokrat di Kongres menyangkut pendanaan proyeknya untuk tembok perbatasan setelah selama dua minggu menyebabkan pemerintahan AS ditutup. Trump menegaskan bahwa ia tidak akan mendukung rancangan undang-undang untuk mendanai kegiatan pemerintah secara penuh sampai ia mendapatkan dana bagi pembangunan tembok perbatasan itu.
Ketika ditanya apakah ia telah mempertimbangkan untuk menyatakan status darurat nasional untuk membangun tembok tersebut. "Ya, saya sudah (mempertimbangkannya). Kita bisa. Saya belum pernah melakukannya. Saya mungkin akan mengambil langkah itu... Tapi kita bisa menyatakan darurat nasional dan membangun (tembok perbatasan) itu cepat-cepat," kata Trump.
Pernyataan Trump tersebut muncul hanya satu hari setelah kubu Demokrat, yang dipimpin Nancy Pelosi, mengendalikan DPR hingga menjadikan pemerintah terpecah dalam dua tahun kepemimpinan Trump. Dalam pembicaraan pada Jumat, yang kadang-kadang diwarnai suasana panas, Pelosi dan pemimpin Demokrat Senat Chuck Schumer gagal mewujudkan kesepakatan untuk mengakhiri penutupan sebagian pemerintahan AS. Mereka tidak menyepakati permintaan Trump agar anggaran senilai 5 miliar dolar (lebih dari Rp 71,4 triliun) untuk mendanai pembangunan tembok perbatasan dikeluarkan.
Undang-undang Dasar AS mengamanatkan kekuasaan pada Kongres menyangkut pendanaan pemerintahan pusat. Jadi, Trump kemungkinan akan menghadapi tantangan hukum jika ia mencoba-coba memotong jalur Kongres untuk mendanai pembangunan tembok perbatasan.
"Kita bisa menyatakan darurat nasional dengan dasar keamanan negara kita, tentunya," kata Trump.
Ketika ditanya apakah menyatakan status darurat nasional merupakan ancaman yang akan dihadapkan pada kubu Demokrat, Trump mengatakan tidak pernah membuat ancaman. "Saya tidak akan pernah mengancam siapa pun, tapi soal saya boleh melakukannya, ya."