REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Seorang mantan diplomat Korea Utara yang melakukan pembelotan ke Korea Selatan, Thae Yong Ho, mendesak salah satu kolega lamanya, Jo Song Gil (44), membelot ke Seoul pada Sabtu (5/1). Jo Song yang sempat dikabarkan menghilang di Italia itu disebut sedang mengajukan suaka ke Amerika Serikat.
Berdasarkan keterangan salah satu anggota parlemen Korea Selatan pada Kamis (3/1), Jo Song yang menjadi duta besar Korea Utara untuk Italia itu menghilang bersama istrinya. Mereka menghilang setelah meninggalkan kedutaan tanpa pemberitahuan pada awal November 2018.
Surat kabar lokal La Repubblica yang dikutip Reuters, Jumat (4/1), memberitakan seorang narasumber diplomatik menyatakan bahwa Jo Song telah mengajukan permohonan suaka di Amerika Serikat. Narasumber yang tidak bersedia dicantumkan namanya itu menyebut Jo Song kini berada di bawah perlindungan intelijen Italia.
Departemen Luar Negeri dan Kedutaan Besar AS di Seoul pun belum komentar terkait laporan tersebut. Namun, dalam sebuah surat terbuka, Thae Yong membujuk Jo Song mengikuti jejaknya membelot ke Korea Selatan. Thae Yong, mantan wakil duta besar Pyongyang untuk Inggris, pernah kuliah di universitas yang sama dengan Jo Song.
Keduanya juga pernah berkerja sama sebelum Thae Yong membelot ke Korea Selatan pada tahun 2016. Thae Yong mengatakan, untuk membelot ke Korea Selatan adalah kewajiban, bukan pilihan bagi diplomat Korea Utara yang berkomitmen untuk penyatuan. Ia juga menyebut Seoul sebagai 'pos terdepan' untuk tugas tersebut.
''Jika Anda datang ke Korea Selatan, pada hari ketika rekan-rekan kami yang menderita dan warga Korea Utara dibebaskan dari belenggu akan dipindahkan,'' kata Thae Yong dalam surat yang dirilis di situs webnya. ''Jika kamu datang ke Seoul, bahkan lebih banyak rekan kerja kita akan mengikutinya. Dan, penyatuan akan dicapai dengan sendirinya.''
Thae mengatakan, Korea Selatan tidak bisa menjadi "surga di bumi", tetapi tempat di mana Jo Song dapat mewujudkan keinginannya yang menyoroti keinginan kuat untuk penyatuan di antara sekitar 32 ribu pembelot yang ada di sana. ''Para pembelot mungkin tidak sekaya Korea Selatan. Tetapi bukankah itu satu-satunya hal yang Anda dan saya, sebagai diplomat Korea Utara, harus lakukan sepanjang hidup kita, untuk membawa unifikasi dan menyerahkan negara yang bersatu kepada anak-anak kita?'' tulis Thae Yong.