REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali menolak serangkaian tuduhan korupsi terhadapnya. Penolakan itu disampaikan secara terbuka dalam pidato perdananya di 2019, pada Senin (7/1).
Netanyahu mengatakan, tidak adil baginya jika didakwa sebelum pemilihan umum yang akan diadakan pada 9 April, tanpa ada kesempatan untuk menanggapi dakwaan itu.
Dia menuturkan, pihak berwenang telah menolak permintaannya untuk bertemu saksi secara langsung. "Apa yang mereka takutkan? Apa yang harus mereka sembunyikan?" kata Netanyahu.
Polisi merekomendasikan jaksa untuk mendakwa Netanyahu atas serangkaian kasus yang berasal dari tiga investigasi korupsi. Namun keputusannya akan jatuh ke tangan jaksa agung yang dipilih Netanyahu, Avichai Mandelblit, untuk memutuskan apakah akan mengajukan tuntutan.
Netanyahu telah membantah melakukan kesalahan dan menyebut investigasi tersebut sebagai sebuah aksi 'perburuan penyihir' yang diatur oleh lawan politiknya dan media oposisi. Dia mengatakan tidak akan menghentikan kampanye atau mengundurkan diri dari jabatannya jika didakwa.
Media Israel bergegas meliput pidato Netanyahu yang disiarkan langsung di semua stasiun televisi utama. Namun mereka juga secara luas menganggap pidato singkat itu hanya sebagai taktik Netanyahu untuk kembali menyerang proses penyelidikan.
Dalam sebuah pernyataan singkat, Kementerian Kehakiman Israel mengatakan penyelidikan terhadap Netanyahu telah ditangani secara profesional. Bulan lalu, polisi merekomendasikan dakwaan terhadap Netanyahu atas tuduhan suap.
Polisi mengatakan mereka yakin Netanyahu telah memanfaatkan kedekatannya dengan pemegang saham raksasa telekomunikasi Israel, Bezeq, untuk mempromosikan perubahan peraturan senilai ratusan juta dolar sebagai imbalan atas liputan pers positif dalam situs berita Walla yang dikelola Bezeq.
Baca juga, Polisi Israel Duga Benjamin Netanyahu Lakukan Suap.
Polisi mengatakan mereka percaya ada bukti yang cukup untuk menuduh Netanyahu dan istrinya, Sara, dalam menerima suap, melakukan penipuan, dan melanggar kepercayaan.
Polisi juga merekomendasikan Netanyahu untuk didakwa atas tuduhan korupsi dalam dua kasus lainnya. Kasus pertama melibatkan penerimaan hadiah dari teman-teman miliardernya. Kasus kedua mengenai dugaan penawaran peraturan yang menguntungkan untuk sebuah surat kabar utama dengan imbalan pemberitaan yang positif.
Selama proses investigasi, tiga mantan pembantu penting Netanyahu telah berbalik menjadi saksi negara yang memberatkannya. Namun Netanyahu mengatakan ia tetap yakin tidak bersalah. "Saya ingin bertemu semua saksi yang menyatakan hal-hal yang tidak selaras dengan posisi kebenaran saya," kata dia.