Selasa 08 Jan 2019 12:46 WIB

Kim Jong-un Temui Presiden Cina Diduga Bahas Donald Trump

Pertemuan Kim Jong-un dengan Xi Jinping telah berlangsung empat kali.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un (kedua dari kiri) berjabat tangan dengan Presiden Cina Xi Jinping di Diaoyutai State Guesthouse, Beijing, Rabu (20/6). Foto dipublikasikan pada Kamis (21/6). paling kanan adalah istri Kim, Ri Sol Ju.
Foto: Korean Central News Agency/Korea News Service via AP
Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un (kedua dari kiri) berjabat tangan dengan Presiden Cina Xi Jinping di Diaoyutai State Guesthouse, Beijing, Rabu (20/6). Foto dipublikasikan pada Kamis (21/6). paling kanan adalah istri Kim, Ri Sol Ju.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemimpin tertinggi Korea Utara (Korut) Kim Jong-un mengunjungi Cina untuk menghadiri pertemuan tingkat tinggi keempat dengan Presiden Cina Xi Jinping. 

Media Pemerintah Cina dan Korut, pada Selasa (8/1), seperti dikutip laman the Diplomat, mengonfirmasi tentang kabar tersebut. Menurut laporan yang tersiar, Kim datang atas undangan Xi. Dia akan berada di Beijing hingga Kamis (10/1). 

Ini merupakan perjalanan luar negeri perdana Kim pada 2019. Saat bertemu Xi, Kim diperkirakan akan membahas tentang peningkatan hubungan bilateral. Rencana pertemuan keduanya dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump diprediksi akan turut menjadi topik yang dibicarakan Kim dan Xi. 

Tahun lalu, Kim telah melakukan tiga kali pertemuan dengan Xi. Pertemuan perdananya berlangsung pada Maret 2018 di Beijing. Kedatangannya ke Cina kala itu menjadi kunjungan luar negeri pertamanya sejak didaulat menjadi pemimpin Korut pada Desember 2011. 

Kedatangan Kim ke Cina menjadi tonggak baru untuk memulihkan hubungan kedua negara. Meskipun secara historis Cina merupakan sekutu utama Korut, tapi hubungan kedua negara sempat merenggang ketika Pyongyang menegaskan ingin mewujudkan ambisi senjata nuklirnya. 

Hal itu sempat membuat Cina terimbas oleh desakan internasional. Sebagai sekutu utama Korut, Cina dituntut memainkan peran lebih guna mencegah negara itu memiliki senjata dan rudal nuklir. 

Beijing pun menaati permintaan dunia. Cina secara langsung menyerukan Korut agar tidak lagi menguji rudal dan menghentikan pengembangan nuklirnya. Hal itu sempat menyebabkan hubungan kedua negara merenggang.  

Namun setelah kunjungan Kim ke Cina tahun lalu, hubungan Beijing dan Pyongyang tampak menghangat kembali. Pasca-kunjungannya ke Cina, Kementerian Luar Negeri Korut merilis pernyataan yang menyatakan bahwa Kim berjanji untuk terus memajukan dan mengembangkan persahabatan dengan Cina. Sebab, generasi pendahulu dari kedua negara telah membina hubungan itu dengan tulus dan berkontribusi pada kemajuan perjuangan sosialis. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement