REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo mengapresiasi peran Cina dalam membantu proses denuklirisasi Korut. Menurutnya, upaya Beijing tak terhambat oleh perselisihan dagang yang sedang terjadi antara Cina dan AS.
"Cina telah sangat jelas kepada kami bahwa (denuklirisasi Korut dan perang dagang AS-Cina) adalah masalah yang terpisah. Perilaku mereka juga menunjukkan hal tersebut dan kami menghargai itu," kata Pompeo saat diwawancara CNBC pada Senin (7/1), dikutip laman South China Morning Post.
Pompeo mengakui Cina telah menjadi mitra AS yang paling baik dalam upaya menghindarkan dunia dari ancaman nuklir Korut. AS berharap Cina akan terus melanjutkannya.
Saat ini pemimpin tertinggi Korut Kim Jong-un sedang berada di Cina. Dia akan melakukan pertemuan tingkat tinggi dengan Presiden Cina Xi Jinping.
Selain membahas peningkatan hubungan bilateral, Kim dan Xi juga diperkirakan akan mendiskusikan tentang rencana pertemuan kedua antara Kim dan Presiden AS Donald Trump.
Baca juga, Kim Jong-un Temui Presiden Cina, Diduga Bahas Donald Trump.
Pada Desember tahun lalu, Xi sempat mengungkapkan harapan bahwa AS dan Korut bisa saling mengatasi kekhawatiran satu sama lain. Menurutnya hal itu yang akan membawa kemajuan dalam proses perundingan denuklirisasi di Semenanjung Korea.
Xi menilai situasi internasional dan regional, termasuk di Semenanjung Korea, masih tak menentu. Oleh sebab itu pertukaran pandangan antara AS dan Korut serta koordinasi Cina dengan Korut masih sangat penting.
Pertemuan kedua antara Kim dan Trump direncanakan dilaksanakan awal tahun ini. Namun AS dan Korut belum menyepakati di mana dan kapan pertemuan akan dihelat.
Trump dan Kim bertemu untuk pertama kalinya di Singapura pada Juni 2018. Seusai pertemuan itu, kedua pemimpin sepakat menjalin hubungan baru yang mengarah ke perdamaian. Pyongyang pun menyatakan komitmennya untuk melakukan denuklirisasi.