Selasa 08 Jan 2019 20:08 WIB

Ayah Perempuan Pencari Suaka Asal Saudi Tiba di Thailand

Qunun khawatir jika pulang ke Saudi, dia akan dibunuh oleh keluarganya.

Red: Nur Aini
Rahaf Mohammed al-Qunun
Foto: Aljazirah
Rahaf Mohammed al-Qunun

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Ayah seorang perempuan asal Saudi, yang berusia 18 tahun dan melarikan diri ke Thailand, tiba di Bangkok dan ingin bertemu dengan putrinya. Hal itu diungkapkan kepala imigrasi Thailand pada Selasa (8/1).

Perempuan tersebut, Rahaf Mohammed al-Qunun, mengatakan ia takut keluarganya akan membunuhnya dan karena itu ia pergi mencari suaka. Ayah dan saudara laki-laki Qunun harus menunggu apakah badan pengungsi PBB (UNHCR) akan mengizinkan mereka bertemu dia, kata Kepala Imigrasi Surachate Hakpan.

"Ayah dan saudara (Rahaf Mohammed al-Qunun) ingin bertemu dan berbicara dengan putrinya tetapi PBB perlu menyetujui pembicaraan itu," kata Surachate kepada wartawan.

Badan PBB urusan pengungsi itu mengatakan pada Selasa sedang menyelidiki perkara Qunun setelah ia melarikan diri ke Thailand karena takut keluarganya akan membunuhnya jika ia dipulangkan ke Arab Saudi. Para pegiat mengkhawatirkan apa yang akan Arab Saudi lakukan setelah pihak berwenang Thailand mengubah keputusannya memulangkan Qunun dan mengizinkan perempuan tersebut memasuki negara itu di bawah penanganan UNHCR.

"Ayahnya sudah di sini sekarang dan jadi sumber keprihatinan," kata Phil Robertson, wakil direktur Human Rights Watch untuk Asia, kepada wartwan.

"Kami tak tahu apa yang akan dia (ayah Qunun) lakukan ... apakah dia akan berusaha mencari tahu di mana putrinya berada dan mengusiknya. Kami tidak tahu apakah dia (ayah Qunun) akan berusaha meminta bantuan kedutaan untuk melakukan itu."

Qunun saat ini tinggal di satu hotel di Bangkok, sementara UNHCR memproses permintaannya untuk mendapatkan status pengungsi, sebelum dia dapat suaka di negara ketiga. Staf UNHCR mewawancarainya pada Selasa setelah bertemu sehari sebelumnya.

"Untuk memproses perkara ini dan menentukan langkah-langkah ke depan perlu beberapa hari," kata wakil UNHCR Thailand Giuseppe de Vincentiis dalam satu pernyataan.

"Kami berterima kasih bahwa pihak berwenang Thailand tidak mengirim (Qunun) pulang yang bertentangan dengan keinginannya serta memberikan perlindungan baginya," ujar dia.

Kasus itu telah menarik perhatian baru dari dunia soal peraturan-peraturan ketat Arab Saudi, termasuk ketentuan bahwa wanita harus punya izin dari "wali" lekaki untuk bepergian. Ketentuan itu dikatakan kelompok-kelompok hak asasi manusia dapat memerangkap wanita dan anak-anak perempuan sebagai tahanan keluarga yang melakukan tindakan menyimpang.

Baca: Dilindungi UNHCR, Perempuan Saudi Tinggalkan Bandara Bangkok

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement