REPUBLIKA.CO.ID, GENEVA -- Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengakui sanksi Amerika Serikat (AS) telah memberikan tekanan terhadap perekonomian Iran. Khamenei menyebut pendekatan AS irasional dan menyebut mereka sebagai 'idiot kelas satu.'
"Mereka adalah idiot kelas satu," ujarnya seperti dikutip Reuters, Rabu (9/1).
Presiden AS Donald Trump tahun lalu menarik diri dari pakta internasional tentang program nuklir Iran. AS menerapkan kembali sanksi yang dimaksudkan untuk mengacaukan ekspor minyak Teheran.
Selain itu AS juga mengekang program misil dan menghentikan pengaruh regionalnya.
Langkah-langkah itu telah memukul ekonomi Iran dengan keras.
"Sanksi itu memberikan tekanan pada negara dan rakyat," kata Khamenei, mengutip sebuah transkrip di situsnya pada pidato di Teheran untuk memperingati peristiwa dari revolusi 1979.
Menurut Khamenei, orang Amerika dengan senang mengatakan bahwa sanksi ini belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah. Namun Khamenei meyakinkan AS akan menghadapi kekalahan yang tak terduga.
"Ya, belum pernah terjadi sebelumnya. Dan kekalahan yang akan dihadapi Amerika akan tak terduga, insya Allah," tambahnya.
Ekonomi Iran telah menghadapi ketidakstabilan dalam beberapa bulan terakhir dengan mata uang yang berfluktuasi. Hal itu membuat orang-orang biasa sulit memenuhi kebutuhan hidupnnya.
Protes sporadis terkait dengan situasi ekonomi digelar pengemudi truk, petani, pekerja, pedagang dan guru. Kadang-kadang demonstrasi mengakibatkan konfrontasi kekerasan dengan pasukan keamanan.
"Pemerintah Iran harus membantu negara yang paling lemah," tambah Khamenei dalam pidatonya.