Senin 14 Jan 2019 00:10 WIB

Disebut Bekerja untuk Rusia, Ini Kata Donald Trump

Trump disebut menyembunyikan detil percakapan dengan Putin saat keduanya bertemu

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Presiden AS Donald Trump (kiri) dan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) bersalaman dalam pertemuan di Helsinki, Senin (16/7).
Foto: ABC News
Presiden AS Donald Trump (kiri) dan Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) bersalaman dalam pertemuan di Helsinki, Senin (16/7).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dituding bekerja untuk Rusia. Ia pun menyangkal telah menyembunyikan detail percakapannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin saat bertemu tahun lalu.

Trump mengatakan dia adalah presiden AS yang memiliki sikap terkeras terhadap Rusia. "Jika Anda bertanya kepada orang-orang di Rusia, saya lebih keras terhadap Rusia daripada orang lain dan mungkin presiden lainnya, tapi tentu saja tiga atau empat presiden (AS) terakhir," katanya, dikutip laman The Independent, Ahad (13/1).

Pernyataan Trump itu muncul setelah New York Times menerbitkan sebuah laporan yang menyebut bahwa FBI telah membuka penyelidikan kontraintelijen pada 2017. Penyelidikan itu dilakukan untuk mengetahui apakah Trump betul-betul bekerja untuk Rusia.

Tak hanya itu, The Washington Post, dalam laporannya menyebut, Trump telah menyembunyikan detail percakapannya dengan Putin dari pejabat-pejabat AS. Hal tersebut dilakukan Trump dengan mengeluarkan catatan dari penerjemahnya.

Para pejabat AS yang enggan dipublikasikan identitasnya mengungkapkan, dari lima pertemuan Trump dengan Putin selama dua tahun terakhir, tak ada catatan terperinci yang seutuhnya menggambarkan percakapan atau diskusi mereka. Hal itu memperkuat dugaan bahwa ada yang disembunyikan oleh Trump terkait perbincangannya dengan Putin.

Kendati demikian, Trump telah dengan tegas membantah dugaan tersebut. "Saya tidak menyembunyikan apa pun. Saya tidak peduli. Maksud saya ini sangat konyol, orang-orang ini membuatnya. The Washington Post, yang pada dasarnya adalah pelobi untuk Amazon (situs niaga digital)," kata Trump.

Washington Post memang dimiliki oleh Jeff Bezos, pendiri Amzon.

Menurut Trump, kabar bahwa dirinya menyembunyikan detail percakapan dengan Putin adalah omong kosong. "Semua omong kosong, tapi saya harus berhati-hati karena ini adalah pemain kotor. Anda mendapat semua penyelidikan (Robert) Mueller, Anda mendapatkan semua omong kosong ini, dan tidak ada kolusi (dengan Rusia), tidak ada apa-apa," ujarnya.

Sejak kemenangannya dalam pilpres AS tahun 2016, Trump telah diisukan berkolusi dengan Rusia. Hingga kini otoritas AS masih menyelidiki dugaan tersebut. Namun Trump telah berulang kali memprotes penyelidikan terhadap dirinya dengan menudingnya sebagai tipuan.

Sementara itu sekretaris pers Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders menuding media-media liberal AS mencoba membuat skandal kolusi tentang Trump selama dua tahun terakhir. "Media liberal telah menghabiskan tahun mencoba membuat skandal kolusi palsu alih-alih malaporkan fakta bahwa Presiden Trump sebenarnya telah (bersikap) keras terhadap Rusia," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement