Jumat 11 Jan 2019 13:25 WIB

Pompeo: AS akan Usir Iran di Suriah

Kementerian Luar Negeri berusaha meyakinkan AS tak akan keluar dari Suriah.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
Menteri Luar Negeri AS Mike Richard Pompeo tiba di Gedung Pancasila untuk melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Sabtu (4/8).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Menteri Luar Negeri AS Mike Richard Pompeo tiba di Gedung Pancasila untuk melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Sabtu (4/8).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyatakan, AS dan sekutu-sekutunya akan mengusir Iran di Suriah. Pompeo berusaha meyakinkan negara-negara Timur Tengah bahwa AS tidak akan menarik diri dari wilayah itu meskipun ada permintaan dari Presiden AS Donald Trump untuk menarik pasukannya dari Suriah.

Dalam pidatonya yang disampaikan di Kairo, saat melakukan tur regional sembilan negara di Timur Tengah, Pompeo menyerukan perlawanan bersama terhadap Teheran. "Sudah saatnya persaingan lama berakhir, demi kebaikan wilayah yang lebih besar," kata dia.

Menurut dia, AS akan menggunakan diplomasi dan bekerja sama dengan negara mitra untuk mengusir Iran dari Suriah. "Dan meningkatkan upaya untuk membawa perdamaian dan stabilitas kepada rakyat Suriah yang telah lama menderita," ungkapnya.

Diplomat tertinggi AS itu juga menyampaikan teguran kepada mantan presiden AS Barack Obama, yang pidatonya di Kairo satu dekade lalu menetapkan jalan bagi pemerintahnya untuk menjangkau Iran. Pompeo juga menegur intervensi mantan presiden George W Bush di Irak.

Pompeo mengklaim, AS di bawah pemerintahan Obama malu-malu mengakui mereka telah mendorong Iran untuk mengakarkan pengaruhnya di seluruh wilayah.

Pompeo menyatakan berkomitmen terhadap serangan udara yang sedang berlangsung terhadap ISIS. Namun ia tidak secara langsung menangani keputusan Trump untuk menarik 2.000 pasukan darat AS dari Suriah timur.

Pompeo dan penasihat keamanan nasional AS, John Bolton, telah berusaha untuk mengabaikan pengumuman Trump pada Desember lalu itu. Pengamat menganggap pengumuman kelanjutan serangan udara AS terhadap ISIS sebagai langkah lebih lanjut untuk meyakinkan sekutu, khususnya Kurdi, bahwa mereka tidak akan ditinggalkan.

“Ketika Amerika mundur, kekacauan akan terjadi. Ketika kami mengabaikan teman-teman kami, kemarahan muncul. Saat kami bermitra dengan musuh, mereka maju," ungkapnya.

Pompeo mengatakan AS telah menerapkan kembali sanksi yang seharusnya tidak pernah dicabut terhadap Iran. Ia menyebut pengaruh Iran sebagai sebuah kanker.

"Kami memulai kampanye tekanan baru untuk memotong pendapatan yang digunakan rezim untuk menyebarkan teror dan kehancuran," kata Pompeo.

Mengkonsolidasikan hubungan tradisional AS di Timur Tengah telah menjadi pusat strategi regional Trump. AS memiliki dukungan yang kuat bagi Israel dan upaya untuk menyelaraskan sekutu Arab dengan Israel, khususnya terkait masalah Iran.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement