Senin 14 Jan 2019 08:06 WIB

Erdogan Pastikan tak akan Lupakan Dukungan Qatar

Selama masa krisis, Qatar dan Turki bangun kerja sama strategis di berbagai bidang.

Rep: Lintar Satria/ Red: Indira Rezkisari
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
Foto: PA-EFE/KAYHAN OZER
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyep Erdogan mengatakan kerja sama antara Turki dengan Qatar akan terus diperkuat. Tidak hanya di sektor perdagangan tapi juga di sektor-sektor lain seperti pertahanan, pariwisata dan energi. Alasannya karena Qatar mendukung Turki dalam isu-isu terkini.

"Kami tidak akan pernah lupa dan tidak akan pernah melupakan solidaritas yang ditunjukan kepada negara kami oleh saudara kami Qatar dalam isu-isu terkini - dari upaya kudeta 15 Juli sampai serangan ke kurs mata uang bulan Agustus," kata Erdogan di pabrik otomotif BMC, yang terletak di sebelah barat Provinsi Sakarya, seperti dilansir dari Aljazirah, Senin (14/1).

Erdogan menekankan Turki akan terus melanjutkan upaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap negara lain di sektor pertahanan. Erdogan menambahkan lebih dari setengah ketergantungan terhadap asing turun drastis, dari sebelumnya mencapai 80 persen pada tahun 2002 menjadi 35 persen saat ini.

"Kapasitas militer dan ekonomi Turki, kapabilitas politik dan diplomatik harus didorong," kata Erdogan.

Ia mengatakan ketergantungan di sektor pertahanan 'cenderung' tinggi. Selama masa krisis, Qatar dan Turki membangun kerja sama strategis di bidang politik, ekonomi dan militer.

Pada bulan Agustus 2018 lalu, Emir Qatar Tamim bin Hamad Al Thani berjanji akan berinvestasi sebesar 15 miliar dolar AS di Turki. Investasi tersebut sangat dibutuhkan oleh Turki yang mengalami krisis mata uang yang nilainya jatuh 45 persen dari dolar AS.

"Kami mendukung saudara-saudara kami di Turki yang sudah membela kepentingan Muslim di seluruh dunia dan Qatar," kata Sheikh Tamim di media sosial Twitter kala itu.

Pada tahun 2017 lalu Ketua Kamar Dagang Qatar Mohammed bin Twar mengatakan investasi Qatar ke Turki sudah lebih dari 20 miliar dolar AS. Investasi Qatar terbesar kedua ke negara mana pun.

Di bulan Mei 2017 Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir memutus hubungan diplomatik dan transportasi dengan Qatar. Mereka menuduh Qatar menjadi sponsor dan mendukung 'terorisme', sebuah tuduhan yang dibantah dengan keras oleh Qatar.

Sejak saat itu blok Arab sudah mengisolasi Qatar di sektor diplomatik dan ekonomi. Pada 7 Juni 2017, dua hari setelah Qatar mengalami krisis Negara-negara Teluk tersebut, parlemen Turki meratifikasi dua perjanjian kerja sama yang mengizinkan pasukan Turki di tempatkan di Qatar.

Hal ini menjadi salah satu upaya kedua negara meningkatkan kerja sama militer demi keamanan dan stabilitas Qatar. Sebagai bagian dari upaya menahan serangan negara-negara Teluk lima kendaraan bersenjata tiba di Doha pada 18 Juni 2018 lalu.

Negara-negara Teluk sudah menawarkan 13 persyaratan kepada Qatar. Negara-negara  itu akan memperbaiki hubungan dengan Qatar asalkan Qatar mau menutup pangkalan militer Turki yang dapat menampung 5.000 pasukan.  

Ketika Arab Saudi menutup satu-satunya perbatasan darat yang dimiliki Qatar maka banyak barang-barang vital yang tidak bisa masuk ke Qatar termasuk pasokan makanan. Untuk mencegah kelaparan tidak lebih dari 48 jam setelah Arab Saudi memblokade perbatasan tersebut Turki mengirim pesawat kargo yang diisi dengan susu, yoghurt dan unggas ke Qatar.

Pada Ahad (13/1) Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo juga mengatakan negaranya akan membangun kerja sama strategis dengan Qatar. Dalam konferensi pers di Doha, Pompeo meminta Qatar dan negara-negara Teluk untuk mengakhiri perselisihan politik diantara mereka.

Qatar menjadi salah satu dari sembilan negara yang dikunjungi Pompeo di Timur Tengah. Kunjungan ini dilakukan untuk memperkuat kepercayaan sekutu AS di kawasan tersebut yang sempat melemah.

"Kerja sama strategis kami akan diperluas dibanyak bidang dan akan terus tumbuh," kata Pompeo di forum dialog strategis AS-Qatar.

AS memiliki pangkalan udara militer di Qatar yang dinamakan Al Udeid. Markas dari US Central Command itu adalah pangkalan yang digunakan sebagai landasan pacu koalisi yang dipimpin AS dalam memerangi ISIS di Timur Tengah.

Pompeo juga mendorong persatuan negara-negara Teluk untuk membangun aliansi yang solid dalam memerangi pengaruh Iran di kawasan itu. "Perselisihan antara negara yang memiliki tujuan yang sama tidak pernah membantu," kata Pompeo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement