REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Juru bicara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Senin, meminta Amerika Serikat (AS) menghormati kemitraan strategis kedua negara.
Hal itu disampaikan setelah Presiden AS Donald Trump memperingatkan akan menghancurkan perekonomian Turki jika mereka menyerang milisi Kurdi di Suriah.
"@realDonaldTrump Ini adalah kesalahan fatal dengan menyamakan Kurdi Suriah dengan PKK, yang masuk dalam daftar teroris AS, dan cabang kelompok itu di Suriah, PYD/YPG," tulis sang juru bicara, Ibrahim Kalin, di Twitter.
Hubungan antara kedua sekutu NATO menegang menyusul dukungan AS terhadap kelompok YPG Kurdi yang dianggap Turki sebagai cabang kelompok terlarang Partai Pekerja Kurdi (PKK). Kelompok ini telah melancarkan pemberontakan selama beberapa dekade di Turki.
"Teroris tidak bisa menjadi mitra dan sekutu Anda. Turki berharap AS dapat menghormati kemitraan strategi kita dan tidak ingin kemitraan ini dibayangi oleh propaganda teroris," katanya.
Baca juga, Trump Ancam Hancurkan Perekonomian Turki, Jika ...
Trump sebelumnya menulis di Twitter tentang kemungkinan AS memulai penarikan pasukannya dari Suriah, sembari terus menyerang gerilyawan ISIS yang masih tersisa di sana. "Akan menghancurkan perekonomian Turki jika mereka menyerang Kurdi. Membuat zona aman sejauh 32,1 kilometer... Demikian juga, kami tidak ingin Kurdi memprovokasi Turki," tulis Trump.
Kelompok YPG Kurdi telah menjadi sekutu AS dalam peperangan mereka melawan kelompok ISIS serta menguasai banyak wilayah di Suriah utara. Erdogan berjanji akan menumpas kelompok itu setelah Trump memutuskan akan menarik pasukan AS dari wilayah tersebut.