REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Presiden Venezuela Nicolas Maduro menyebut Presiden Brasil Jair Bolsonaro sebagai Adolf Hitler era moderen. Pernyataan ini Maduro ucapkan setelah beberapa hari Bolsonaro mengakui pemimpin partai oposisi Venezuela sebagai pemimpin negara yang sah negara tersebut.
Pada Sabtu (12/1) Brasil mengakui Juan Guaido sebagai kepada negara Venezuela. Guiado adalah oposisi pemerintah yang menguasai Kongres. Pengakuan ini dilakukan satu hari setelah Maduro melakukan sumpah jabatan periode kedua.
"Di sebelah sana kami memiliki Brasil yang berada di tangan seorang fasis - Bolsonaro adalah Hitler di era moderen," kata Maduro dalam pidato kenegaraannya, Selasa (15/1).
Venezuela semakin terisolasi dari negara-negara luar. Guaido sempat ditangkap oleh petugas yang berseragam badan intelijen di jalan tol ketika ia bermaksud mendatangi sebuah pertemuan. Tidak lama Guaido dibebaskan dan dapat menjalani aktivitasnya.
"Mari tinggalkan tugas (menjatuhkan) Bolsonaro kepada rakyat Brasil yang luarbiasa, yang akan berjuang dan menanganinya," kata Maduro.
Baca juga, Venezuela Hadapi Krisis Ekonomi, Maduro Minta Bantuan Cina.
Maduro kembali menduduki jabatan presiden Venezuela setelah memenangi pemilihan presiden kedua kalinya. Pemilihan yang menurut banyak pemerintahan di seluruh dunia tidak sah.
Melalui juru bicaranya Maduro mengatakan ia tidak akan berkomentar tentang pernyataannya tersebut. Guaido mengatakan ia bersedia untuk menjadi presiden setelah pemimpin-pemimpin partai oposisi mengatakan masa jabatan kedua Maduro tidak sah karena pemilihan umum 2018 diboikot dan dipenuhi kecurangan.
Guaido yang sempat ditahan badan intelijen belum mendeklarasikan dirinya sebagai presiden. Brasil dan Venezuela memiliki hubungan yang baik selama beberapa dekade karena eratnya hubungan Partai Pekerja Brasil yang sempat berkuasa dengan Partai Sosialis Venezuela.
Sementara Bolsonaro, seorang anti-komunis yang sangat gigih. Ia yang memuja kediktatoran militer 1964-1985 telah berjanji akan mengincar Venezuela.