Selasa 15 Jan 2019 16:50 WIB

Turki Kirim Tank di Perbatasan Suriah, Perang akan Dimulai?

Trump mengancam Turki jika berani menyerang milisi Kurdi Suriah.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Tentara Turki mempersiapkan tank di pinggiran desa Sugedigi, Turki yang berbatasan dengan Suriah, 22 Januari 2018. AS menekan Turki menghentikan operasi di Afrin.
Foto: AP Photo/Lefteris Pitarakis
Tentara Turki mempersiapkan tank di pinggiran desa Sugedigi, Turki yang berbatasan dengan Suriah, 22 Januari 2018. AS menekan Turki menghentikan operasi di Afrin.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Militer Turki mulai mengerahkan tank dan kendaraan lapis baja ke provinsi perbatasan Hatay pada Ahad (13/1) waktu setempat. Hal itu dilakukan oleh Turki yang hendak melanjutkan persiapannya untuk operasi militer.

Operasi tersebut telah direncanakan di timur Sungai Efrat di Suriah melawan milisi Kurdi YPG yang dipandang sebagai cabang Partai Pekerja Kurdistan (PKK) di Suriah dan gerakan ISIS.

Menurut Kantor Berita Demiroren yang dikutip Huuriyet Daily News pada Selasa (15/1), beberapa tank dan kendaraan lapis baja mulai terlihat dikirim dari provinsi timur Erzurum ke kota perbatasan Iskenderun dengan kereta api.

Kendaraan tersebut kemudian diturunkan dari kereta di stasiun kereta Iskenderun dan dimuat ke truk dalam perjalanan ke pasukan perbatasan yang ditempatkan di sekitar gerbang perbatasan Cilvegozu.

Baca juga, Trump Ancam Hancurkan Perekonomian Turki, Jika ...

Sebelumnya, Trump mengancam Turki untuk menyerang ekonomi Turki jika Ankara menggempur kelompok teror PKK/YPG selama penarikan pasukan AS dari Suriah.

Dalam dua cicitan di Twitter pada Ahad (13/1) waktu setempat, Trump mengatakan dia juga tidak ingin Kurdi memprovokasi Turki.  "(AS) Akan menghancurkan Turki secara ekonomi jika mereka mencolek Kurdi," tulis Trump.

Pemerintah Turki pun menyebut tidak takut dengan ancaman dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. "Kami telah berulang kali mengatakan bahwa kami tidak pernah takut akan ancaman. Mengancam Turki secara ekonomi tidak akan membawa Anda ke mana-mana," kata Menteri Luar Negeri Turki Melvut Cavusoglu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement