REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence mengklaim ISIS telah dikalahkan di Suriah. Hal itu dia ungkapkan saat bertemu lebih dari 180 duta besar di gedung Departemen Luar Negeri AS pada Rabu (16/1).
"Kekhalifahan telah runtuh dan ISIS telah dikalahkan," ujar Pence dalam pidatonya, dikutip laman Anadolu Agency.
Kendati mengklaim bahwa ISIS telah dikalahkan, empat tentara AS di Manbij, Suriah, dilaporkan tewas akibat serangan bom bunuh diri. Mereka diserang saat sedang melakukan patroli rutin.
Selain tentara AS, serangan bom itu pun menewaskan warga sipil di sana. ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Pada Desember tahun lalu, Presiden AS Donald Trump mengumumkan akan menarik seluruh pasukan AS dari Suriah. Hal itu dilakukan karena Trump menganggap ISIS telah berhasil dikalahkan.
Namun, keputusan Trump ditentang oleh mantan menteri pertahanan AS Jim Mattis dan penasihat keamanan nasional AS John Bolton. Mereka berpendapat kehadiran pasukan AS di Suriah masih dibutuhkan karena ISIS belum benar-benar dikalahkan.
Hal itu menimbulkan perselisihan, terutama antara Mattis dan Trump. Sepekan setelah Trump memutuskan untuk menarik pasukan AS dari Suriah, Mattis akhirnya mengumumkan pengunduran dirinya sebagai menteri pertahanan.
Ia pun telah menyerahkan surat pengunduran dirinya kepada Trump. Dalam suratnya, Mattis mengatakan Trump layak mendapatkan menteri pertahanan yang sejalan dan sepemikiran dengannya.
"Anda memiliki hak untuk memiliki seorang menteri pertahanan yang pandangannya selaras dengan pandangan Anda," kata Mattis dalam suratnya.
Menurut beberapa pejabat pemerintahan AS, dalam surat tersebut Mattis turut menyematkan kritik secara implisit tentang pengabaian Trump terhadap negara sekutu AS di Suriah. Sebab, sekutu berharap pasukan AS tetap bertahan di negara tersebut.