REPUBLIKA.CO.ID, TEHRAN -- Pimpinan Press TV, Payman Jebelli, mengatakan pihaknya akan menempuh jalur hukum dan berbagai cara untuk membebaskan jurnalisnya yakni Marzieh Hashemi yang ditangkap oleh kepolisian Amerika Serikat dengan tuduhan yang tak disebutkan. Jabelli yang juga memimpin sebuah Lembaga Penyiaran di Iran (IRIB) mengatakan Hasemi diperlakukan tak manusiawi dalam tahanan.
“Kami diberi tahu bahwa dia (Hashemi) ditahan dalam kondisi yanh sangat sulit tanpa adanya tuduhan,” tutur Jabelli seperti dilansir Press TV pasa Kamis (17/1).
Jabelli juga menyebutkan anak buahnya itu dipaksa melepaskan jilbabnya dalam tahanan serta dipaksa untuk memakan daging babi.
“Terlepas dari kenyataan bahwa dia menyatakan pada otoritas penjara bahwa tak bisa makan daging babi karena seorang Muslim, mereka mengatakan kepadanya bahwa itu satu-satunya makanan yang tersedia. Sejauh yang kami tahu, dia hanya makan biskuit,” katanya.
Jabelli meminta pemerintah Amerika bertanggung jawab, pihaknya pun menegaskan akan menganbil langkah hukum untuk membebaskan Hashemi. “Kesehatan dan kebebasannya sangat penting bagi kami, langkah hukum dan upaya apapun yang mungkin dilakukan pasti akan kami lakukan,” katanya.
Dalam sebuah wawancara sebelumnya dengan TV Iran, Jebelli mengkritik tindakan kepolosian Amerika yang menahan Hashemi. Jabelli mengatakan Hashemi hanya diberi sebuah T-shirt untuk dikenakannya meski kondisi tahanan dingin.
Jabelli juga mengatakan Hashemi hanya diberi izin untuk menghubungi keluarganya pada malam hari setelah ditahan. Hingga saat ini, kata Jabelli pihaknya masih menunggu kejelasan tentang tuduhan terhadap Hashemi yang membuatnya ditangkap.
Seperti diberitakan sebelumnya Kepolisian Amerika Serikat (AS) menangkap jurnalis kelahiran AS yang bekerja untuk stasiun televisi berbahasa Inggris Iran, Press TV, atas tuduhan yang tidak disebutkan. Press TV menyebutkan bahwa Marziyeh Hashemi ditangkap di St Louis Lambert International Airport pada Ahad dan ditahan di Washington DC. Akan tetapi belum ada tuduhan resmi yang ditetapkan terhadap Hashemi.
Hashemi berada di AS untuk mengunjungi keluarganya dan telah diizinkan menghubungi putrinya dua hari setelah penangkapannya, lapor lembaga penyiaran tersebut. Hashemi lahir di AS dan memiliki nama Melanie Franklin. Ia mengganti namanya setelah masuk Islam.