Jumat 18 Jan 2019 19:40 WIB

Di Tengah Debat Capres, Pasangan Nurhadi-Aldo Kini Mendunia

Berita Nurhadi-Aldo menjadi most viewed kedua tertinggi di the Guardian.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Foto editan Nurhadi berjabatan tangan dengan Presiden AS Donald Trump. Foto ini digunakan media Inggris the Guardian dalam artikelnya.
Foto: Instagram Nurhadi Aldo
Foto editan Nurhadi berjabatan tangan dengan Presiden AS Donald Trump. Foto ini digunakan media Inggris the Guardian dalam artikelnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fenomena hadirnya calon presiden dan wakil presiden fiktif Nurhadi-Aldo (Dildo) tak hanya menyita perhatian masyarakat Indonesia. Kedua figur yang sedang digandrungi itu juga turut mengundang rasa penasaran masyarakat internasional.

Adalah media asal Inggris, the Guardian, yang mengangkat isu ini. Berita  dengan judul Vote Dildo for Indonesia: Rival for president find young voters hard to please  bahkan menjadi most viewed  kedua pada Jumat (18/1). The Guardian menggunakan foto editan Nurhadi dengan Presiden AS Donald Trump. 

Edwin mengakui kehadiran pasangan ini memberi warna baru dalam dunia perpolitikan Tanah Air yang kerap dibalut perselisihan.

"Saya melihat gerakan ini sebagai angin segar bagi politik kita. Ini adalah perspektif baru, cara baru untuk menikmati politik, dan drama politisi yang selalu berdebat, tapi tidak benar-benar mewakili kita," kata Edwin ketika diwawancara the Guardian.

"Saya benar-benar menantikan untuk mendengar dari kandidat kami, tapi kebanyakan dari mereka tidak menunjukkan kepada kami program mereka, atau menghasilkan solusi untuk masalah kami," ujar Edwin menambahkan.

Baca juga, Fenomena Nurhadi Aldo dan Kritik Elite Politik.

Edwin mengatakan motivasi utama dibuatnya sosok Dildo adalah karena dia bosan dengan kandidat presiden tahun ini. Kendati demikian dalam proses kreasinya, figur Dildo tak diciptakan sendiri oleh Edwin. Dia mengaku dibantu tujuh temannya yang dia kenal melalui sebuah laman komedi daring.

Kendati selalu menyuarakan pesan-pesan satir dengan balutan gurauan, Edwin mengaku diciptakannya figur Dildo tetap memiliki misi serius, yakni perihal pendidikan politik bagi masyarakat.

"Kami di sini untuk memberikan humor tapi juga pendidikan tentang bagaimana memilih pemimpin yang hebat serta menjadi pemikir yang kritis. Jadi Nurhadi-Aldo melakukan sesuatu yang tidak dimiliki kandidat lain," ujarnya.

Sejak kemunculannya, figur Dildo telah menyesaki seluruh ruang media sosial, mulai dari Twitter hingga Instagram. Di Twitter, akun Dildo memiliki 96,5 ribu pengikut. Setiap mengunggah cicitan, ratusan bahkan ribuan warganet di Twitter dengan cepat mencuit ulang cicitannya.

Di Instagram, akun Dildo telah memiliki 425 ribu pengikut. Pengelola akun pun tak sungkan membalas beberapa pesan warganet yang masuk ke kolom komentar. Tak sedikit pula dari mereka yang kegirangan ketika komentarnya dibalas oleh pengelola akun Instagram Dildo.

Sementara itu, di beragam pemberintaan politik dalam negeri, isu debat capres masih menjadi topik utama. Ada yang menyebut Jokowi unggul, Prabowo menang dan ada yang menilai dua-duanya kurang berkualitas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement