REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melakukan kunjungan ke Chad, Ahad (20/1). Ia mengklaim telah memperbarui hubungan diplomatik dengan negara berpenduduk mayoritas Muslim tersebut.
"Kami memperbarui hubungan diplomatik antara kedua negara!" kata Netanyahu melalui akun Twitternya di sela-sela kunjungannya ke Chad, dikutip laman Aljazirah.
Pada November tahun lalu, Presiden Chad Idriss Deby berkunjung ke Yerusalem dan bertemu Netanyahu. Dia menjadi pemimpin negara Afrika Tengah pertama yang mengunjungi Israel.
Deby mengatakan kunjungannya ke Israel merupakan momen bersejarah bagi kedua negara. Chad diketahui memutuskan hubungn diplomatiknya dengan Israel pada 1972.
"Tentu saja, pembaruan hubungan diplomatik antara kita, yang sangat saya inginkan, bukanlah sesuatu yang dapat membuat masalah Palestina hilang," kata Deby saat berkunjung ke Yerusalem.
Menurut Deby, kontak tidak resmi antara Chad dan Israel telah berlangsung dalam waktu lama. Menurut seorang sumber, Israel telah berjanji memasok perlatan militer, termasuk senjata, kepada Chad untuk membantu mereka memerangi pemberontak.
Netanyahu diketahui telah berupaya memperluas hubungan diplomatik Israel dengan negara-negara Afrika. Selama menjadi perdana menteri dia telah beberapa kali melakukan kunjungan ke benua tersebut.
Upaya Netanyahu memperluas relasi diplomasi dengan negara-negara Afrika tak terlepas dari kebijakan Israel untuk mencari sekutu di antara negara-negara berkembang yang secara historis memihak Palestina di PBB dan forum internasional lainnya.
Pada konferensi keamana yang digelar di Liberia pada 2017, Netanyahu mengatakan penguatan hubungan diplomatik dengan negara-negara Afrika adalah prioritas Israel. Saat ini Israel mempertahankan hubungan diplomatik dengan 32 negara dari 54 negara Afrika.