REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi berencana untuk mendeportasi 250 pria dari etnis Rohingya ke Bangladesh. Deportasi ini akan menjadi pemulangan paksa kedua yang dilakukan Arab Saudi tahun ini.
"Arab Saudi merupakan rumah bagi hampir 300 ribu orang Rohingya," kata koordinator kampanye untuk koalisi Bebaskan Rohingya Nay San Lwin seperti dikutip dari laman Al Jazirah, Senin (21/1).
Padahal, dia menambahkan, mayoritas etnis Rohingya di Arab Saudi telah memiliki izin tinggal secara hukum. Tetapi, ia menambahkan, mereka ditahan di pusat penahanan Shumaisi dan belum diperlakukan layaknya seperti saudara. Sebaliknya, ia menambahkan, mereka diperlakukan seperti penjahat.
Karena itu pihaknya mendesak pihak berwenang Arab Saudi untuk menghentikan deportasi. "Orang-orang itu (pria Rohingya) diperkirakan akan diterbangkan pada Ahad atau Senin malam," ujarnya.
Pihaknya khawatir para pria Rohingya ini mendapat hukuman penjara pada saat kedatangan mereka di Bangladesh. Berdasarkan UU Kewarganegaraan 1982, Rohingya tidak diakui sebagai salah satu dari 135 kelompok etnis negara itu, membatasi hak mereka untuk belajar, bepergian, bekerja, menikah, memberikan suara, beribadah, dan mengakses layanan kesehatan.
Arab Saudi juga berhenti mengeluarkan izin tinggal untuk etnis Rohingya yang memasuki negara itu setelah 2011 lalu. Kemudian beberapa aktivis Hak Asasi Manusia telah mengajukan banding ke pemerintah Arab Saudi selama dua tahun terakhir.
"Arab Saudi harus menghentikqn deportasi ini dan memberikan mereka izin tinggal seperti para Rohingya lainnya yang telah tiba di negara itu (Arab Saudi) sebelum mereka," ujarnya. N Rr Laeny Sulistyawati