REPUBLIKA.CO.ID,BEIRUT -- Pelaku bom bunuh diri dengan mobil menargetkan pasukan Kurdi dan Amerika Serikat (AS) yang sedang melakukan patroli bersama di Suriah pada Senin (21/1) waktu setempat. Bom bunuh diri tersebut melukai pasukan Kurdi yang bersekutu dengan pasukan AS.
Kelompok militan ISIS mengaku bertanggungjawab atas serangan bom bunuh diri tersebut. Kantor Berita milik ISIS, Amaq News Agency melaporkan bahwa seorang pembom bunuh diri telah menyerang sebuah konvoi pasukan AS dan Syrian Democratic Forces (SDF).
Serangan bom bunuh diri dengan mobil itu terjadi lima hari setelah ISIS melakukan serangan bom bunuh diri di Kota Manbij, Suriah. Akibat serangan ISIS di Kota Manbij, sekitar 15 orang meninggal dunia termasuk empat orang warga AS. Manbij merupakan kota yang dikendalikan dan dilindungi oleh pasukan lokal yang didukung pemerintah AS.
Sebagaimana dilaporkan The New York Times pada Senin (21/1), serangan bom bunuh diri tersebut dilancarkan ISIS setelah Presiden Donald Trump memerintahkan penarikan pasukan dari Suriah beberapa pekan yang lalu. Serangan tersebut mengingatkan semuanya bahwa ISIS mampu menyerang tempat yang dianggap aman meski ISIS hanya menguasai sebagian kecil daerah di Suriah.
Sementara, Anadolu Agency pada Senin (21/1) melaporkan bahwa Turki siap mengambil keamanan di Kota Manbij dengan segera tanpa ditunda-tunda. Hal itu disampaikan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan saat berkomunikasi melalui sambungan telepon dengan AS pada Ahad (20/1) malam waktu setempat.
Presiden Erdogan dan Presiden Trump setuju untuk mengambil langkah bersama membersihkan sisa-sisa ISIS di Suriah. Tujuannya untuk mencegah bangkitnya kelompok ISIS di Suriah.