Selasa 22 Jan 2019 17:04 WIB

Jerman Kecewa dengan Rencana Brexit Theresa May

Theresa May berusaha memecah kebuntuan dengan Parlemen mengenai Brexit.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Perdana Menteri Inggris Theresa May berbicara selama konferensi pers di akhir KTT Uni Eropa di Brussels, Ahad (25/11) waktu setempat. Pemimpin negara Uni Eropa berkumpul untuk menyepakati perpisahan blok tersebut dengan Inggris pada tahun depan.
Foto: AP
Perdana Menteri Inggris Theresa May berbicara selama konferensi pers di akhir KTT Uni Eropa di Brussels, Ahad (25/11) waktu setempat. Pemimpin negara Uni Eropa berkumpul untuk menyepakati perpisahan blok tersebut dengan Inggris pada tahun depan.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Menteri Kehakiman Jerman Katarina Barley mengatakan ia kecewa dengan rencana Perdana Menteri Inggris Theresa May untuk memecahkan kebuntuan kesepakatan Brexit. Ia juga menyarankan Inggris untuk menggelar referendum kedua.

Pada Senin (21/1), May berusaha memecah kebuntuan dengan Parlemen mengenai Brexit. Ia mengajukan untuk mencari konsensi baru dengan Uni Eropa demi mencegah adanya bea cukai di perbatasan Irlandia.

"Ya saya kecewa, ini bukan jalan maju," kata Barley kepada stasiun radio Jerman Deutschlandfunk, Selasa (22/1).

Ia mengatakan May melewatkan kesepakatan menggalang dukungan untuk kesepatan Brexit dengan Uni Eropa. Barley yang berwarga negera Inggris dan Jerman itu mengatakan draft kesepakatan yang diajukan May sebelumnya tidak akan diubah.

Tapi, ia menambahkan mungkin tenggat waktunya dalam dilonggarkan jika Inggris menggelar referendum yang kedua. "Ini tergantung dengan situasinya," kata Barley.

Menteri Hubungan dengan Eropa, Jerman Michael Roth juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap pidato yang disampaikan May. "Dimana rencana B? hanya bertanya untuk teman," kata Roth di media sosial Twitter.

Juru bicara pemerintah Jerman mengatakan mereka akan terus mengadvokasi agar kepergiaan Inggris dari Uni Eropa berjalan dengan lancar. Jerman juga berharap pemerintah Inggris dapat segera menyepakati kesepakatan yang didukung oleh mayoritas parlemen mereka.

Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan ia akan melakukan yang bisa ia lakukan agar Inggris keluar dari Uni Eropa dengan kesepakatan. Dilansir dari BBC, pada hari Senin (21/1) May telah membatalkan peraturan yang mengharuskan warga negara Uni Eropa membayar 65 juta poundsterling jika ingin tetap tinggal di Inggris setelah Brexit.

Ia juga berjanji untuk mencari solusi dalam mekanisme 'backstop' di Irlandia. Tapi sekali lagi ia menolak untuk membuang kemungkinan Brexit tanpa kesepakatan. May pun memperingatkan referendum kedua dapat membahayakan kohesi sosial di Inggris. 

Sementara itu oposisinya, Partai Buruh menunduh May mengabaikan besarnya penolakan terhadap kesepakatan Brexit yang ia ajukan. Pada pekan lalu May mengatakan akan mengajukan rencana B setelah kesepakatannya ditolak parlemen.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement