Rabu 23 Jan 2019 12:59 WIB

Presiden Venezuela Sebut AS Ingin Gulingkan Pemerintahannya

Venezuela meninjau ulang hubungannya dengan AS.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Nicolas Maduro
Foto: AP Ariana Cubillos
Nicolas Maduro

REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Presiden Venezuela Nicolas Maduro menuduh Amerika Serikat (AS) memerintahkan kudeta terhadap pemerintahannya. Hal itu menyusul pernyataan dari Wakil Presiden AS Mike Pence yang mendukung pepimpin opisisi Juan Guadio dan menginginkan Maduro mundur. Pence menyatakan, bahwa pemimpin Venezuela seorang diktator tanpa klaim sah atas kekuasaan.

"Apa yang dilakukan Mike Pence adalah sama saja memberi perintah untuk menggulingkan pemerintahan dari negara fasis," ujar Maduro membalas penyataan Pence melalui siaran TV yang dikutip France24, Rabu (23/1).

Maduro kemudian langsung memerintahkan kabinetnya untuk mempertimbangkan hubungan diplomatik antara Venezuela dan Amerika Serikat. "Dalam beberapa jam ke depan, saya akan mengumumkan langkah-langkah baru," ujar Maduro.

Menteri Komunikasi Venezuela Jorge Rodriguez juga menuduh Pence telah memerintahkan 'teroris' untuk melakukan protes dan kekerasan selama protes Senin. Venezuela bergejolak pada Senin (21/1) waktu setempat. Kelompok tentara yang mengaku sebagai anggota pasukan bersenjata Venezuela memberontak terhadap pemerintahan Presiden yang baru diangkat dua periode, Nicolas Maduro.

Seorang pria yang mengaku Sersan Wandres Figueroa memimpin aksi sekolompok pria berseragam ke markas satuan keamanan khusus sekitar pukul 02.50 pagi. Serangan itu diumumkan melalui ponsel dan disebarkan melalui media sosial.

Dalam pesan video berbahasa Inggris dengan beberapa kata berbahasa Spanyol dan frase campuran kedua bahasa, Pence yang sebelumnya pernah mengecam Maduro, menyebut presiden Venezuela itu sebagai "diktaktor". Maduro, kata Pence, tidak memiliki hak untuk mengklaim kekuasaan.

"Atas nama Presiden Donald Trump dan semua warga Amerika, saya menyampaikan dukungan tidak kenal lelah Amerika Serikat terhadap kalian, rakyat Venezuela, suarakan keinginan kalian untuk kebebasan," kata Pence setelah menyapa "hola," yang berarti "halo" dalam bahasa Spanyol.

"Nicolas Maduro adalah diktaktor yang tidak memiliki legitimasi untuk mengklaim kekuasaan," katanya menegaskan. 

Menurut Pence, Maduro tidak pernah memenangi kepresidenan dalam pemilu yang bebas dan adil. Ia mempertahankan cengkraman kekuasaannya dengan memenjarakan orang-orang yang berani menentangnya.

Maduro dilantik pada 10 Januari di tengah kritikan dunia atas kepimimpinannya yang tidak sah setelah pemilu 2018.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement