Rabu 23 Jan 2019 16:02 WIB

Tank Israel Bunuh Anggota Hamas

PM Israel batalkan penyaluran bantuan dari Qatar ke warga Gaza.

Tank Israel (ilustrasi).
Foto: Reuters/Baz Ratner
Tank Israel (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Sebuah tank Israel melepaskan tembakan ke Jalur Gaza dan menewaskan seorang militan Hamas. Israel menyebut serangan ini sebagai pembalasan atas cederanya seorang tentara Zionis.

Aksi militer itu juga menjadi langkah balasan atas serangan singkat saat unjuk rasa yang diwarnai kekerasan di perbatasan Palestina.

Seorang pejabat Israel mengatakan, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu juga membatalkan bantuan 15 juta dolar AS (sekitar Rp212,7 miliar) dari Qatar untuk Gaza. Bantuan tersebut seharusnya dikucurkan pada Rabu sebagai bagian dari upaya internasional untuk menghentikan ketegangan.

Perbatasan Gaza memanas sejak warga Palestina menggelar unjuk rasa mingguan pada Maret lalu. Unjuk rasa digelar untuk mendorong pencabutan blokade di wilayah itu dan hak atas tanah yang diambil Israel atas perang pembentukan negara itu pada 1948.

Baca juga, Jet Tempur Israel Tembaki Kompleks Militer Hamas di Gaza.

Medis Palestina di Gaza mengatakan seorang militan Hamas tewas dan dua lainnya cedera dalam penembakan Israel di pos jaga dekat wilayah depan sektor tengah. Sektor itu merupakan bagian dari daerah kantung yang dikuasai Hamas.

Hamas mengonfirmasi ketiga korban itu sebagai anggotanya. Pada Selasa pagi, militer dalam pernyataan mengatakan salah satu personelnya ditembak saat menghadapi pelempar batu Palestina.  "Peluru mengenai helmnya, menyebabkan cedera ringan," kata militer.

Menteri kesehatan Gaza mengatakan lebih dari 220 warga Palestina tewas oleh pasukan Israel dalam 10 bulan unjuk rasa. Israel mengatakan pasukannya menggunakan kekuatan mematikan untuk mencegah pelanggaran perbatasan oleh Hamas.

Mesir dan PBB mengkhawatirkan potesi ketegangan bisa memicu konflik menyeluruh. Sementara Qatar pada November menjanjikan bantuan 150 juta dolar AS (Rp2,13 triliun) yang akan ditransfer melalui Israel dalam enam bulan, dengan harapan dapat mengurangi tekanan ekonomi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement