REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Puluhan aktivis buruh dan mahasiswa di Cina menghilang dan sebagian ditahan oleh polisi. Hal itu terjadi di tengah penindasan perlakuan keras pemerintah terhadap aktivis buruh yang berupaya memperjuangkan haknya.
Koalisi pekerja, aktivis, dan mahasiswa di seluruh wilayah Cina berhadapan dengan polisi sejak Juli 2018. Belasan aktivis buruh telah ditahan karena melakukan aksi protes. Selain itu, mereka juga dilarang untuk membentuk serikat pekerja. Adapun larangan ini telah disebarkan ke sejumlah universitas terkemuka di Cina.
Sebelumnya, tiga mahasiswa dan dua lulusan Universitas Peking yang secara informal dikenal sebagai Beida, beserta seorang mahasiswa dari Universitas Renmin menghilang selama lebih dari 24 jam. Seorang mahasiswa Beida, Zhan Zhenzhen diketahui telah menghilang sejak Desember 2018. Dia dikeluarkan dari kampus karena mengikuti kegiatan yang dilarang oleh pemerintah.
Sementara itu, di provinsi selatan Guangdong, dua aktivis buruh juga menghilang dan tiga lainnya ditahan karena dinilai telah mengganggu ketertiban umum.
"Mereka ditahan karena dianggap mengganggu ketertiban umum atau memicu pertengkaran," ujar Geoff Crothall dari China Labor Bulletin, sebuah kelompok yang memperjuangkan hak-hak buruh berbasis di Hong Kong, seperti dilansir Reuters, Rabu (23/1).
Para mahasiswa dan sejumlah anggota kelompok buruh telah menyerukan pembebasan terhadap para aktivis yang ditahan. Selain itu, mereka juga telah merilis video pengakuan dari beberapa orang yang pernah ditahan.
Adapun sebelumnya polisi telah menahan beberapa mahasiswa selama beberapa jam, sebelum akhirnya dibebaskan. Kementerian Keamanan Publik Cina belum memberikan tanggapan.
Baca: Australia Cari Warganya yang Hilang di Cina