REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD - Bunyi sepeda motor mengaum di sepanjang jalan raya Baghdad, ibukota Irak.
Sejumlah pengendara dan pecinta sepeda motor (bikers) Irak berkumpul menyatukan hobi mereka.
Akan tetapi, lebih dari sekadar memamerkan kecintaan mereka terhadap sepeda motor besar dan jaket kulit hitam. Para pecinta moge (motor gede) itu ingin antusiasme mereka bersama dapat membantu menyembuhkan keretakan sektarian mendalam yang telah terjadi di Irak.
Hanya beberapa orang yang beruntung yang mengendarai motor jenis Harley Davidsons, merek yang langka dan mahal di Irak.
Sementara yang lainnya hanya puas dengan sepeda yang dibuat agar terlihat seperti mesin impian seperti di film "Easy Rider".
Salah seorang biker, Bilal al-Bayati (42), mengatakan bahwa mereka mendirikan klub motor besar itu pada 2012.
Menurutnya, klub didirikan dengan tujuan meningkatkan citra geng pengendara motor dan untuk mempromosikan persatuan setelah bertahun-tahun konflik sektarian berlangsung di negara itu.
"Tujuan kami adalah membangun persaudaraan," kata al-Bayati yang juga seorang pegawai pemerintah, seperti dilansir di Alarabiya, Rabu (23/1).
Itulah sebabnya, al-Bayati mengatakan aturan pertama klub bikersnya adalah tidak boleh berbicara tentang politik.
Ia mengatakan, sangat dilarang membicarakan politik di antara para anggota.
Al-Bayati mengungkapkan hal ini kepada Reuters saat dia duduk bersama sesama pengendara motor lainnya di sebuah kafe shisha, tempat nongkrong umum bagi para anggota geng motor.
"Setiap kali politik disebutkan, para anggota diperingatkan sekali atau dua kali dan kemudian diusir. Kami tidak lagi memiliki kekuatan untuk menanggung tragedi ini atau mengulanginya," katanya, merujuk pada kekerasan sektarian.
Bikers Irak
Dengan bandana hitam dan janggutnya, pimpinan kelompok Baghdad ini dikenal sebagai kapten. Tampak lambang biker Amerika 'outlaw' menjadi pelengkap gaya mereka.
Walaupun terinspirasi jelas oleh Amerika, namun salah satu anggota kelompok Bayati mengenakan helm berhiaskan bintang-bintang dan garis-garis. Para biker ini mengibarkan bendera Irak dari panser mesin mereka.
Bikers Irak kini berjumlah 380 anggota. Mereka adalah pria dari segala usia, kelas sosial dan berbagai agama.
Salah satu acara terbaru yang mereka gelar adalah partisipasi dalam perayaan Hari Tentara.
Beberapa bikers berada di militer, polisi dan bahkan Pasukan Mobilisasi Populer. Pasukan mobilisasi itu adalah kelompok yang sebagian besar milisi Syiah yang telah mengambil bagian dalam perjuangan untuk mengusir kelompok ekstremis ISIS dari Irak dalam tiga tahun terakhir.
"Ini adalah miniatur Irak," kata anggota Ahmed Haidar (36) yang bekerja dengan sebuah agen bantuan internasional.
Akan tetapi, mengendarai chopper di sepanjang kota Baghdad sangat berbeda dari Rute 101.
Para pengendara motor tersebut harus melambat di banyak pos pemeriksaan militer yang didirikan di sekitar kota untuk mencegah serangan bom bunuh diri dan bom mobil.
Di Irak, sangat sedikit yang mampu membeli sepeda mahal semacam Harley Davidson ini. Seorang mekanik yang berspesialisasi dalam mengubah sepeda motor biasa menjadi sesuatu yang istimewa, Kadhim Naji, mengatakan mereka tidak memiliki waralaba (franchise) Harley Davidson di Irak.
"Jadi yang kita lakukan adalah mengubah sepeda motor, jadi terlihat mirip dan itu lebih murah," ujarnya.