Rabu 23 Jan 2019 21:40 WIB

Jerman Minta Rusia Berhenti Langgar Perjanjian Nuklir

Produksi rudal nuklir dengan daya jangkau 500-5.500 kilometer adalah dilarang.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Dwi Murdaningsih
Torpedo Nuklir Rusia
Foto: The Guardian
Torpedo Nuklir Rusia

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mengatakan telah membahas tentang perjanjian Intermediate-range Nuclear Forces (INF) dengan Rusia. Ia meminta Moskow berhenti melanggar INF agar perjanjian itu tetap langgeng.

"Saya telah berbicara dengan kolega Rusia saya tentang hal itu (INF) dan mengatakan kepadanya bahwa kami mengandalkan Rusia untuk mengoreksi pelanggaran perjanjian tersebut dan melucuti rudal jelajahnya sehingga perjanjian INF masih memiliki peluang," kata Maas pada Rabu (23/1).

INF ditandatangani Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet pada 1987. Perjanjian tersebut melarang kedua belah pihak memproduksi atau memiliki rudal nuklir dengan daya jangkau 500-5.500 kilometer.

Pekan lalu AS mengatakan telah gagal menegosiasikan perjanjian INF dengan Rusia. Oleh sebab itu Washington akan memulai proses penarikan diri dari INF bulan depan.

"Kami tidak dapat menemukan jalan baru kemarin dengan Rusia," kata Wakil Menteri AS untuk Kontrol Senjata dan Keamanan Internasional Andrea Thompson seusai bertemu perwakilan Rusia di Jenewa, Swiss, pekan lalu.

Awali 2019, Erdogan dan Putin akan Gelar Pertemuan

Dia mengklaim Rusia menolak mengizinkan inspeksi terhadap sistem rudalnya yang diduga melanggar ketentuan INF. "Berdasarkan diskusi kemarin dan retorika yang sesuai hari ini, kami tidak melihat indikasi bahwa Rusia akan memilih kepatuhan," ujarnya.

Sementara itu Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyatakan negaranya tetapkan akan berupaya menyelamatkan INF.  Ia akan terus melalukan pendekatan ke AS agar sudi mengubah keputusannya.

Berbeda dengan pernyataan Thompson, Lavrov mengatakan negaranya telah menawarkan agar para ahli AS dapat menginspeksi dan melihat rudal 9M729 ketika negosiasi di Jenewa berlangsung. Keberadaan rudal itu, menurut AS, telah melanggar INF. Namun tawaran itu ditolak.

"Logika semua pendekatan AS yang disuarakan kemarin hanya itu, 'Anda melanggar perjanjian, kami tidak melanggar, oleh karena itu Anda, Rusia, wajib melakukan apa yang kami minta dari Anda dan kami tidak harus melakukan apa pun'," kata Lavrov.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement