Jumat 25 Jan 2019 16:10 WIB

Presiden Venezuela Berterima Kasih ke Turki, Rusia, dan Cina

Oposisi Venezuela, Juan Guaido mengumumkan dirinya sebagai presiden sementara.

Red: Nur Aini
Nicolas Maduro
Foto: EPA-EFE/Miguel Gutierrez
Nicolas Maduro

REPUBLIKA.CO.ID, VENEZUELA -- Presiden Venezuela pada Kamis (24/1) menyampaikan penghargaannya kepada Turki, Rusia, dan Cina atas dukungan ketiga negara itu, setelah pemimpin oposisi Juan Guaido mengumumkan dirinya sebagai "presiden sementara".

"Saya berterima kasih kepada Rusia, Cina, Turki dan pemerintah lain serta rakyat di seluruh dunia atas dukungan kuat mereka pada pemerintah Venezuela yang sah," kata Nicolas Maduro di satu postingan Twitter, sebagaimana dikutip Kantor Berita Turki, Anadolu.

"Venezuela tidak sendirian!" ia menambahkan.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyampaikan solidaritas buat Maduro pada Kamis pagi, sehari setelah Washington mengakui Guaido sebagai presiden sementara Venezuela. Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut campur tangan asing dalam urusan dalam negeri Venezuela sebagai pelanggaran serius terhadap hukum internasional.

Cina juga menyatakan Beijing mendukung "upaya" oleh Pemerintah Venezuela untuk menjamin kedaulatan nasionalnya.

Sementara itu, kelompok perlawanan Palestina, Hamas di dalam satu pernyataan tertulis mengutuk upaya kudeta dan campur tangan terbuka AS dalam urusan dalam negeri Venezuela. Hamas juga memuji rakyat Venezuela karena melawan komplotan tersebut dan mendukung pemerintah yang secara tanpa syarat mendukung perjuangan rakyat Palestina.

Wanita Muslimah anggota Kongres AS Ilhan Omar juga mengutuk upaya kudeta itu.

"Kudeta yang didukung AS di Venezuela bukan penyelesaian bagi masalah mengerikan yang mereka hadapi. Upaya (Presiden AS Donald) Trump untuk mendirikan oposisi sayap kanan jauh hanya akan menyulut kekerasan dan makin merusak kestabilan di wilayah tersebut. Kita harus mendukung Mexico, Uruguay, upaya Vatican untuk memfasilitasi dialog damai," kata wanita anggota Kongres itu di laman Twitter.

Makin banyak negara telah memberi dukungan buat Guaido, Presiden Majelis Nasional yang mengumumkan dirinya sebagai presiden berdasarkan Pasal 333 dan 350 Undang-Undang Dasar Venezuela. Hal itu dilakukan di tengah protes massa anti-pemerintah sehubungan dengan krisis ekonomi di negeri itu.

Pengumuman Guaido dengan cepat diakui oleh AS, Kanada, dan beberapa negara lain Amerika Latin. Maduro pertama kali memangku jabatan pada 2013, setelah kematian pendahulunya Hugo Chavez. Setelah diresmikan pada awal Januari, ia ditetapkan memerintah lagi untuk masa jabatan enam tahun sampai 2025.

AS telah mengecam Maduro sepanjang masa jabatannya dan telah memperlihatkan dukungan buat Majelis Nasional sebagai "sisa terakhir demokrasi".

Baca: Negara-Negara Pendukung Maduro Kontra AS

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement