REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Departemen Luar Negeri AS pada Kamis (24/1) memerintahkan semua pegawai tak penting Pemerintah AS untuk meninggalkan Venezuela. Departemen Luar Negeri AS juga mengeluarkan peringatan keamanan buat warga negara Amerika di Ibu Kota Venezuela, Caracas, di tengah ketegangan yang meningkat antara kedua negara.
"Pemerintah AS memiliki kemampuan terbatas untuk menyediakan layanan darurat buat warga negara AS di Venezuela," kata pernyataan itu, sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Turki, Anadolu, Jumat (25/1). Warga negara Amerika disarankan untuk menghubungi Kedutaan Besar AS di Caracas untuk memperoleh bantuan konsuler.
Pernyataan tersebut juga menekankan bahwa warga negara AS yang menetap atau melakukan perjalanan di Venezuela mesti "benar-benar mempertimbangkan" untuk meninggalkan negara itu. Tindakan tersebut dilakukan sehari setelah Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengumumkan bahwa negaranya telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Washington dan memberi waktu 72 jam kepada diplomat AS untuk meninggalkan negaranya. Washington telah menolak tuntutan itu dan menyatakan personel diplomatik akan tetap tinggal atas undangan pemimpin oposisi Juan Guaido.
Makin banyak negara telah mendukung Guaido, Presiden Majelis Nasional yang mengumumkan diri sebagai Presiden Venezuela pada Rabu. Dia mengumumkan berdasarkan Pasal 333 dan 350 Undang-Undang Dasar Venezuela di tengah protes massa anti-pemerintah. Pengumuman Guaido dengan cepat diakui oleh AS, Kanada, dan beberapa negara lain di Amerika Latin.
Baca: Presiden Venezuela Berterima Kasih ke Turki, Rusia, dan Cina