Jumat 25 Jan 2019 20:00 WIB

Wabah Ebola Menyebar ke Wilayah Risiko Tinggi

Ebola telah menewaskan 493 orang di Kongo.

Red: Nur Aini
Pekerja medis menggandeng seorang anak laki-laki yang terpapar virus ebola di pusat rehabilitasi Ebola di Beni, Kongo Timur. Ebola menjadi wabah penyakit terburuk kedua di Kongo, setidaknya 400 orang terpapar wabah tersebut. Foto diambil pada 9 September 2018.
Foto: AP
Pekerja medis menggandeng seorang anak laki-laki yang terpapar virus ebola di pusat rehabilitasi Ebola di Beni, Kongo Timur. Ebola menjadi wabah penyakit terburuk kedua di Kongo, setidaknya 400 orang terpapar wabah tersebut. Foto diambil pada 9 September 2018.

REPUBLIKA.CO.ID,KONGO -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan wabah Ebola di Republik Demokratik Kongo telah menyebar ke wilayah selatan, yang memiliki risiko keamanan tinggi.

Wabah terburuk di negara itu telah menewaskan 493 orang dari 713 orang yang diduga mengidap penyakit tersebut. Perang melawan Ebola bergantung pada pelacakan orang-orang yang mungkin menjalin kontak dengan penyakit itu dan jatuh sakit lalu menyebarkannya lebih jauh.

Namun, wabah di wilayah Kongo yang sering dilanda konflik membuat petugas kesehatan kesulitan untuk berpindah dan memantau orang yang berpotensi menjadi penderita. Mereka juga mengalami kesulitan untuk menyebarkan pesan mengenai pencegahan penyakit itu.

Menurut WHO, sebagian besar kasus yang dimulai pada awal tahun ini terjadi di kawasan kesehatan Katwa, tempat pekerja Ebola menghadapi "ketidakpercayaan kelompok masyarakat."

Di sana, sebagian besar orang yang jatuh sakit adalah orang yang tidak masuk dalam daftar orang yang diduga terpajan Ebola.

"Wabahnya juga meluas ke selatan ke kawasan kesehatan Katwa, wilayah dengan resiko keamanan tinggi," kata WHO dalam sebuah pernyataan pada Kamis malam. Bahkan ada lima kasus di Kayina, yang terletak di antara kawasan wabah utama dan kota besar Goma, dekat perbatasan Rwanda.

WHO mengatakan bahwa setelah menggelar pelatihan simulasi Ebola di Rwanda, pihaknya mengirim satu tim untuk memperkuat kesiapan negara itu. WHO juga memvaksin para pekerja kesehatan yang akan menjadi yang pertama melakukan kontak dengan Ebola jika penyakit itu menyebar ke perbatasan.

Namun, Juru Bicara WHO Fadela Chaib juga mengatakan ada penurunan kasus di sekitar wilayah wabah sebelumnya, Beni.

"Terlalu dini untuk menyatakan kemenangan, benar bahwa kami sukses di Beni karena semua langkah yang kami ambil memberikan dampak, sayangnya kita melihat kasusnya malah naik di beberapa wilayah lain," katanya.

"Negara ini tidak hanya menghadapi Ebola tapi juga ancaman kesehatan lain, sebut saja malaria, kolera, polio yang diturunkan dari vaksin, serta krisis kemanusiaan berkepanjangan, dan banyaknya kekerasan di beberapa wilayah."

Lebih dari 60 ribu orang telah divaksin di Kongo serta 2.500 orang di Uganda, salah satu negara dengan risiko "paling tinggi" terhadap penyakit itu.

Chaib mengatakan 4.000 orang yang berpotensi melakukan kontak dengan Ebola berada di bawah pengawasan dan 156 pasien di rawat di rumah sakit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement