REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Sejumlah diplomat Amerika Serikat meninggalkan kedutaan besar di Caracas menuju bandara udara pada Jumat (26/1).
Langkah itu dilakukan setelah Presiden Nicolas Maduro memutuskan hubungan dengan Washington dan memerintahkan personel Amerika Serikat keluar dari negaranya.
Amerika Serikat telah menolak Maduro, seorang sosialis yang berkuasa sejak 2013, sebagai kepala negara yang sah di negara kaya minyak itu. AS lebih memberikan dukungannya kepada pemimpin oposisi Juan Guaido, kepala Majelis Nasional Venezuela.
Guaido, yang telah membangkitkan oposisi negara itu, menyatakan diri sebagai presiden sementara pada Rabu. Tetapi ia masih tak memiliki kendali atas fungsi-fungsi negara yang masih setia kepada Maduro.
Baca juga, Presiden Maduro Kian Terisolasi di Kawasan.
Departemen Luar Negeri AS telah memerintahkan sejumlah pekerja pemerintahannya meninggalkan Venezuela dan mengatakan para warga negara AS hendaknya mempertimbangkan untuk keluar dari negara Amerika Selatan tersebut.
Deplu AS tidak segera menanggapi permintaan untuk berkomentar mengenai gerakan personel kedutaan pada Jumat.
Seorang saksi mata Reuters mengatakan sekitar pukul 08.30 waktu setempat ia melihat konvoi kendaraan yang dikawal sepeda motor dan kendaraan polisi dengan lampu-lampu berkelap-kelip masuk ke jalan bebas hambatan Caracas ke arah bandara.
Satu video yang beredar di media sosial menunjukkan rombongan yang sama meninggalkan kedutaan itu.
Maduro dalam pidato kerasnya pada Rabu mengatakan ia memutus hubungan diplomatik dengan AS yang menyulut "kudeta" terhadap dirinya.