REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo pada Jumat mengatakan, mantan diplomat Elliott Abrams akan memimpin upaya AS menekan Venezuela. Abrams akan membantu warga Venezuela memulihkan demokrasi.
"Elliott akan menjadi orang yang tepat bagi misi kami untuk membantu warga Venezuela memulihkan demokrasi dan kemakmuran ke negara mereka secara penuh," kata Pompeo saat mengumumkan penunjukkan Abrams.
Pompeo mengatakan Abrams akan mendampinginya ke markas PBB pada Sabtu untuk menghadiri pertemuan Dewan Keamanan mengenai Venezuela.
Dalam pertemuan tersebut AS akan menekan negara-negara lain agar mendukung pemimpin opisisi Juan Guaido sebagai kepala negara sementara Venezuela.
Abrams, yang tampil dengan Pompeo saat jumpa pers, menggambarkan situasi di Venezuel ekstrem, sulit dan berbahaya.
Baca juga, Presiden Maduro Kian Terisolasi di Kawasan.
Seorang neokonservatif yang telah lama mengadvokasi peran aktivis AS di dunia, Abrams terakhir menjabat di Gedung Putih saat pemerintahan Bush. Awalnya sebagai ahli Timur Tengah di Dewan Keamanan Nasional kemudian menjadi penasihat strategi demokrasi global.
Dia pernah menjadi asisten menteri luar negeri selama pemerintahan Reagan dan pada 1991 divonis atas dua pelanggaran lantaran merahasiakan informasi dari Kongres selama skandal kontra-Iran. Dia pun menerima grasi yang diberikan Presiden George H.W. Bush.