REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akhirnya menyetujui mengakhiri shutdown pemerintahan AS pada Jumat (25/1) waktu setempat. Dibukanya kembali kegiatan pemerintahan tanpa mengabulkan permintaan Trump untuk membangun tembok di wilayah perbatasan dinilai memberikan kemenangan politik bagi kubu Demokrat.
Berbicara di Gedung Putih, Trump memastikan bahwa pekerja federal akan mendapatkan bayaran mereka dengan sangat cepat dan sesegara mungkin.
Kesepakatan pada pekan ketiga shutdown pemerintahan dicapai dari para pemimpin kongres, yang dengan cepat disahkan oleh Senat pimpinan Republik dan House of Representative yang dikontrol kubu Demokrat tanpa oposisi yang kemudian ditandatangani oleh Trump. Hal ini membuka jalan untuk mengakhiri kebuntuan shutdown.
Trump berjanji membuka kembali seperempat pemerintahan federal yang tutup tanpa meminta dana pembangunan tembok di perbatasan Meksiko. Keputusan tersebut muncul setelah Trump bersikeras membangun tembok itu.
Kendati demikian, Trump bersumpah bahwa penutupan itu akan dilanjutkan kembali pada 15 Februari. Hal itu ia lakukan jika ia tidak puas dengan hasil perundingan birpatisan menyoal keamanan perbatasan oleh Kongres.
Trump mengancam akan mendeklarasikan keadaan darurat nasional untuk mendapatkan anggaran pembangunan tembok tanpa persetujuan Kongres.
Shutdown sejak 22 Desember mengakibatkan operasional pemerintah federal lumpuh sebagian setelah House of Representative menolak permintaan Presiden Trump atas dana pembangunan tembok di perbatasan Meksiko senilai 5,7 miliar dolar AS.
Penolakan Trump menyetujui keputisan House of Representative meneyebabkan anggaran operasional federal ikut terimbas. Sekitar 800 ribu pegawai federal kembali tak mendapat gaji yang seharusnya diterima pada Jumat (25/1) kemarin.
"Tak ada pilihan. Kami benar-benar tidak punya pilihan selain membangun tembok atau penghalang baja yang kuat," ujar Trump.
"Jika kita tidak mendapatkan kesepakatan yang adil dari Kongres, pemerintah akan tutup lagi pada 15 Februari atau saya akan menggunakan kekuatan yang diberikan kepada saya berdasarkan undang-undang dan Konstitusi AS untuk mengatasi keadaan darurat ini," tuturnya menegaskan.
Senator New York yang berasal dari kubu Demokrat Chuck Schumer membahas cara potensial bersama Senator Kentucky Mitch McConnel. Schumer berharap pengalaman shutdown ini akan menjadi "pelajaran" bagi Trump dan partainya untuk mengalahkan diri sendiri karena perselisihan kebijakan.
Schumer mengatakan, Demokrat dan Trump memiliki begitu banyak langkah lain soal keamanan perbatasan tetapi tidak dengan membangun tembok. "Dinding yang kita bangun bukanlah dinding abad pertengahan," kata Trump.
"Itu adalah dinding pintar yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan agen perbatasan garis depan dan efektif secara operasional. Rintangan ini terbuat dari baja, memiliki visibilitas tembus pandang, yang sangat penting, dan dilengkapi dengan sensor, monitor, dan teknologi canggih, termasuk drone canggih," tegas Trump.
"Kami tidak membutuhkan 3.200 kilometer dinding beton menghadap ke laut yang bersinar," ujar Trump. "Kami tidak pernah mengusulkan itu. Kami tidak pernah menginginkannya sebab kami memiliki penghalang di perbatasan tempat struktur alami sebagus apapun yang dapat kami bangun," Trump menambahkan.