Sabtu 26 Jan 2019 17:49 WIB

Bendungan Jebol Hantam Tambang di Brasil, Ratusan Hilang

Tujuh jasad korban bendungan jebol berhasil ditemukan pada malam hari

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nidia Zuraya
Police line
Foto: Wikipedia
Police line

REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANIRO - Sekitar 200 orang masih dinyatakan hilang setelah bendungan tailing meledak pada Jumat (25/1) waktu setempat di tambang bijih besi milik Vale SA. Bencana bendungan ini pun merupakan bencana terbesar kedua yang melibatkan perusahaan ini hanya dalam waktu tiga tahun.

Bendungan jebol di negara bagian Minas Gerais yang padat pertambangan. Wali kota Brumadinho, Avimar de Melo Barcelos mengatakan, tujuh mayat telah ditemukan pada malam hari.

"Jumlah korban diperkirakan akan meningkat tajam," ujarnya.

Chief Executive Vale, Fabio Schvartsman mencatat hanya sepertiga dari sekitar 300 pekerja yang berada di lokasi itu. Dia mengatakan, semburan lumpur merusak bangunan kantor, termasuk bangunan kafetaria tempat para pekerja biasa makan siang.

Negara bagian Minas Gerais masih belum pulih pascamusibah runtuhnya bendungan yang lebih besar pada November 2015. Akibat bencana tiga tahun lalu itu, 19 orang tewas.

Bendungan tersebut milik Samarco Mineracao SA. Samarco merupakan perusahaan patungan antara Vale dan BHP Billiton.

Schvartsman mengatakan, bendungan yang meledak pada Jumat di tambang besi Feijao sedang dinonaktifkan. Bendungan memiliki kapasitas 12 juta meter kubik. Jumlah tersebut hanya sebagian kecil dari sekitar 60 juta meter kubik limbah beracun yang dikeluarkan oleh sisa bendungan Samarco.

"Dampak lingkungan seharusnya jauh lebih sedikit, tetapi tragedi yang memkana korban manusia mengerikan," katanya kepada wartawan di kantor Vale di Rio de Janeiro.

Dia mengatakan, bahwa peralatan menunjukkan bendungan itu stabil pada 10 Januari dan terlalu dini untuk mengatakan mengapa bendungan itu runtuh.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement