REPUBLIKA.CO.ID, MANILA--Sebanyak 19 orang tewas dan 48 orang lain terluka dalam dua ledakan bom di gereja katedral di Filipina. Dilansir dari Rapplers, Ahad (27/1) ledakan bom ini terjadi di Provinsi Sulu, wilayah yang dikuasai kelompok separatis Abu Sayyaf.
Salah satu bom diledakan di dalam Katedral Our Lady of Mount Carmel. Sementara itu satu bom lagi diledakan di dekat pintu masuk. Kantor berita Reuters melaporkan bom kedua meledak di tempat parkir.
Tidak hanya warga sipil setidaknya ada lima orang petugas keamanan yang juga dinyatakan tewas dalam kejadian ini. Menurut kepolisian setempat orang-orang yang terluka sudah dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Kini tentara dan dan kepolisian nasional Filipina sedang mengamankan lokasi kejadian.
"Yang terluka segera dievakuasi, AFP (Armed Forces of the Philippines) PNP (Philippine National Police) sudah mengamankan lokasi kejadian," kata salah satu petugas polisi di Autonomous Region in Muslim Mindanao (ARMM), Ahad (27/1).
Sementara itu melalui stasiun radio DZMM juru bicara pasukan bersenjatan nasional Filipina Edgard Arvelo mengatakan ada lima orang tentara dan 12 warga sipil yang sudah dipastikan tewas. Ia menyebutkan sebanyak 43 orang terluka parah.
Inspektur Senior Kepolisian Filipina Bernard Banac mengatakan ledakan kedua terjadi ketika petugas kepolisian sedang merespon ledakan pertama.
Gubernur ARMM Mujiv Hataman yakin ledakan bom di kathedral ini dilakukan kelompok teroris. Hataman mengatakan teroris Abu Sayyaf sepertinya satu-satunya kelompk yang mampu melakukan serangan seperti ini.
"Pada titik ini, kami tidak mau membuat spekualasi, tapi kami bisa pastikan 99 persen ini pekerjaan teroris," kata Hataman di Bandara Laguindingan.