REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Venezuela Nicolas Maduro bersumpah pada akhirnya akan menang dan negaranya akan selamat dari upaya kudeta. Maduro menegaskan Venezuela tidak memiliki hubungan politik dan diplomatik dengan Amerika Serikat.
Seperti dilansir dari kantor berita Turki, Anadolu Agency, Senin (28/1), Maduro menyinggung soal pernyataan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo di Dewan Keamanan PBB. "Pompeo adalah juru bicara negara yang mengancam kita," kata dia.
Meski demikian, Maduro mengatakan, kekuatan Paman Sam sedang menurun. Bahkan ada negara dan pemimpin baru yang kuat di dunia, baik ecara ekonomi maupun politik.
"(Pompeo) tidak menghormati siapa pun dan berpikir dia bisa memerintah dengan berteriak dan mengancam. Tidak ada yang bisa meneriaki kita. Dia bisa mengatakan apa yang dia inginkan tentang saya, tetapi saya melindungi negara saya, orang-orang saya dan sejarah saya.
Baca juga, Erdogan Bela Maduro, Trump Dukung Oposisi Venezuela.
Maduro juga menyebut orang-orang Turki yang memberikan dukungan kepadanya. Mereka melihat Venezuela yang dipimpin Maduro akhirnya akan menang. "Kami akan selamat dari upaya kudeta ini," ucap dia.
Seperti diketahui, pada Rabu (23/1) kemarin, Presiden AS Donald Trump mengakui pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido sebagai presiden sementara negara itu. Hal ini kemungkinan meningkatkan pertikaian yang sedang berlangsung antara AS dan Maduro.
Maduro lantas membalas manuver AS itu dengan memutus hubungan diplomatik dengan Washington dan memberi waktu 72 jam bagi diplomat AS untuk meninggalkan Venezuela.
Maduro terpilih kembali menjadi presiden untuk periode kedua selama enam tahun dan ia dilantik pada 10 Januari 2019 lalu. Namun oposisi negara itu menganggap kemenangan Maduro dipenuhi kecurangan. Mereka lalu memboikot dan berupaya mendelegitimasi hasil pemilu.
Akhir pekan lalu, Pompeo telah meminta Dewan Keamanan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengakui pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido sebagai pemimpin sah negara itu.