Senin 28 Jan 2019 14:39 WIB

Oposisi Minta Inggris tak Beri Emas Venezuela ke Maduro

Emas Venezuela disimpan di Bank of England.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido (tengah depan)
Foto: AP Photo/Fernando Llano
Pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido (tengah depan)

REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido meminta Inggris tak memberikan cadangan emas negaranya ke Presiden Nicholas Maduro. Emas-emas itu diketahui disimpan di Bank of England.

Hal itu disampaikan Guaido dalam sebuah surat yang ditujukan untuk Perdana Menteri Inggris Theresa May dan Gubernur Bank of England Mark Carney. Dalam suratnya, Guaido mengatakan bahwa Maduro hendak menjual cadangan emas dan memindahkan uangnya ke bank sentral Venezuela.

"Saya menulis untuk meminta Anda menghentikan transaksi ilegal ini. Jika uang itu ditransfer, itu akan digunakan rezim Nicholas Maduro yang tidak sah dan kleptokrat untuk menekan dan bertindak brutal terhadap rakyat Venezuela," kata Guaido dalam suratnya yang dirilis pada Ahad (27/1).

Kantor Bank of England dan May belum menanggapi surat yang dikirim Guaido. Bank sentral Venezuela pun belum mengeluarkan pernyataan apa pun terkait hal tersebut.

Sejak tahun lalu pemerintahan Maduro berupaya memulangkan cadangan emas dari Bank of England. Hal itu dilakukan karena Maduro khawatir pemerintahannya akan dijatuhi sanksi internasional.

Menurut beberapa sumber, kepemilikan emas melonjak menjadi sekitar 1,3 miliar dolar AS. Peningkatan terjadi setelah bank sentral Venezuela menutup kesepakatan pertukaran emas dengan Deutsche Bank.

Kehilangan akses emas akan menjadi pukulan keras bagi keuangan Venezuela. Sebab hal itu diperlukan untuk mengimpor berbagai kebutuhan, termasuk makanan dan obat-obatan.

Saat ini Venezuela sedang berjuang di bawah hiperinflasi yang mendekati 2 juta persen setiap tahun. Keruntuhan ekonomi yang terjadi sejak 2015 telah menyebabkan sekitar 3 juta warganya mengungsi ke beberapa negara tetangga.

Selain ekonomi, Venezuela juga sedang menghadapi krisis politik. Pekan lalu Majelis Nasional Venezuela telah menyatakan bahwa kepemimpinan Maduro tidak sah. Guaido selaku pemimpin Majelis Nasional kemudian memproklamirkan dirinya sendiri sebagai presiden sementara negara tersebut. Beberapa negara, seperti AS, Israel, dan Australia telah mengakui serta mendukung kepemimpinan Guaido.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement