REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido berterima kasih kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu atas dukungannya dan mengakui dia sebagai pemimpin Venezuela. Ucapan terima kasih itu disampaikan Guaido melalui kicauan di Twitter.
"74 tahun yang lalu kamp konsentrasi #Auschwitz telah dibebaskan dan hari ini, seperti halnya negara kami juga berjuang untuk kebebasannya, kami berterima kasih atas pengakuan dan dukungan dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu," kata Guaido dalam cuitannya, seperti dilansir dari The Jerusalem Post, Senin (28/1).
Netanyahu mengumumkan dukungannya kepada Guaido sebagai presiden sementara Venezuela pada Ahad (27/1) dalam sebuah pesan yang direkam dari kantornya.
Israel mengakui Guaido sebagai presiden sementara Venezuela. Israel bergabung dengan AS, Kanada, sebagian besar Amerika Latin dan beberapa negara di Eropa dalam mengakui Guaido.
Presiden Venezuela Nicolas Maduro bersumpah pada akhirnya akan menang dan negaranya akan selamat dari upaya kudeta. Maduro menegaskan Venezuela tidak memiliki hubungan politik dan diplomatik dengan Amerika Serikat.
Seperti dilansir dari kantor berita Turki, Anadolu Agency, Senin (28/1), Maduro menyinggung soal pernyataan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo di Dewan Keamanan PBB. "Pompeo adalah juru bicara negara yang mengancam kita," kata dia.
Baca juga, Erdogan Bela Maduro, Trump Dukung Oposisi Venezuela.
Meski demikian, Maduro mengatakan, kekuatan Paman Sam sedang menurun. Bahkan ada negara dan pemimpin baru yang kuat di dunia, baik ecara ekonomi maupun politik.
"(Pompeo) tidak menghormati siapa pun dan berpikir dia bisa memerintah dengan berteriak dan mengancam. Tidak ada yang bisa meneriaki kita. Dia bisa mengatakan apa yang dia inginkan tentang saya, tetapi saya melindungi negara saya, orang-orang saya dan sejarah saya.
Maduro juga menyebut orang-orang Turki yang memberikan dukungan kepadanya. Mereka melihat Venezuela yang dipimpin Maduro akhirnya akan menang. "Kami akan selamat dari upaya kudeta ini," ucap dia.
Seperti diketahui, pada Rabu (23/1) kemarin, Presiden AS Donald Trump mengakui pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido sebagai presiden sementara negara itu. Hal ini kemungkinan meningkatkan pertikaian yang sedang berlangsung antara AS dan Maduro.