REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump dilaporkan membahas opsi penggunaan militer di Venezuela selama percakapan dengan Senator Partai Republik Lindsey Graham.
Jejaring berita Axios melaporkan pada Ahad (27/1) malam bahwa Graham mengatakan di dalam satu perbincangan pada awal Januari, Trump meminta pendapatnya mengenai penggunaan militer untuk ikut-campur di Venezuela.
Graham memberitahu Trump tindakan itu bisa "bermasalah". Dan Trump menjawab, "Yah, saya terkejut, Anda ingin menyerbu setiap orang."
"Saya tidak mau menyerbu setiap orang, saya hanya menggunakan militer ketika kepentingan keamanan nasional kita terancam," kata Graham kepada Trump, menurut Axios.
Baca juga, AS Masukkan Perusahaan Migas Venezuela ke Daftar Hitam.
Senator Republik itu mengatakan Trump sangat hawkish ketika sampai pada masalah Venezuela. Sebelumnya Presiden Donald Trump telah mengakui pemimpin oposisi Juan Guaido sebagai presiden sementara Venezuela.
Namun, Axios menyatakan tak ada tanda bahwa Pemerintah Trump berencana menggunakan kekuatan militer di negara Amerika Latin itu. Setiap upaya untuk mendorong perubahan rezim akan dilakukan dengan lewat jalur diplomatik dan ekonomi.
Pemimpin oposisi Juan Guaido pada Rabu lalu (23/1) mengumumkan pemerintah Venezuela di bawah Nicolas Maduro tidak sah. Ia pun mendeklarasikan diri sebagai presiden dengan mengubah satu klausul di dalam Undang-Undang Dasar Venezuela.
Pengumuman itu diikuti oleh pernyataan dari Presiden AS Donald Trump, yang mengakui Guaido, Presiden Majelis Nasional Venezuela, sebagai presiden sementara.
Argentina, Kanada, Chile, Kolombia, Kosta Rika, Ekuador, Guatemala, Panama dan Paraguay telah mengikuti tindakan AS. Sementara Bolivia dan Mexico terus mengakui Maduro.