Selasa 29 Jan 2019 15:45 WIB

Perang Dukungan Maduro Vs Guaido di Venezuela

Pemimpin oposisi Juan Guaido ingin menggulingkan pemerintahan Nicolas Maduro.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Nur Aini
Pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido (tengah depan)
Foto: AP Photo/Fernando Llano
Pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido (tengah depan)

REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Amerika Serikat menjatuhkan sanksi ekspor minyak Venezuela pada Senin (28/1). Hal itu menunjukkan peningkatan besar dalam dukungan AS terhadap upaya pemimpin oposisi Juan Guaido untuk menggulingkan presiden sosialis Nicolas Maduro.

Guaido mengatakan pemungutan suara pada Mei 2018 lalu, di mana Maduro memenangkan masa jabatan yang kedua kalinya adalah palsu. Kemudian, pada Rabu (23/1), Guaido menyatakan dirinya sebagai presiden, menjanjikan pemilihan yang bebas dan adil. Dia mendapatkan dukungan dari Amerika Serikat dan sekutunya.

Guaido, yang satu dekade lalu berpartisipasi dalam protes terhadap almarhum pemimpin sosialis Hugo Chavez, menjanjikan transisi ke pemerintahan baru melalui pemilihan yang bebas dan adil dan amnesti bagi para perwira militer yang menyangkal Maduro. Sementara itu, dalam menghadapi kritik internasional yang berkembang, Maduro mendapatkan dukungan dari para pemangku kepentingan utama di dalam dan luar negeri, termasuk Rusia dan Cina.

Berikut adalah ringkasan dari dukungan yang didapat oleh kedua belah pihak.

Maduro

1. Para petinggi militer Venezuela tidak menunjukkan tanda-tanda meninggalkan Maduro. Menteri Pertahanan Vladimir Padrino menegaskan dukungannya untuk Maduro dalam sebuah tweet pada Rabu (23/1) mengatakan angkatan bersenjata Venezuela menolak presiden yang memproklamirkan diri.

2. Rusia dan Cina, yang merupakan investor utama dalam industri minyak Venezuela dan kreditor penting bagi pemerintah yang berutang, telah mendukung Maduro dan mengkritik campur tangan Amerika Serikat. Keduanya memblokir dorongan bagi Dewan Keamanan PBB untuk mendukung Guaido.

3. Mahkamah Agung, yang dipenuhi oleh para loyalis Maduro, tetap kuat di belakang pemimpin sosialis itu, memutuskan pada pekan lalu bahwa semua tindakan yang diambil oleh kongres pimpinan Guaido adalah batal demi hukum.

4. Perusahaan minyak negara PDVSA  yang menyumbang sebagian besar pendapatan ekspor Venezuela, berdiri di sisi Maduro. "Kami tidak memiliki presiden lain selain Maduro," kata Presiden PDVSA dan Menteri Perminyakan Manuel Quevedo.

5. Beberapa pemerintahan yang condong ke kiri di wilayah tersebut, termasuk Kuba dan Bolivia, terus mendukung Maduro. Meksiko, tempat Andres Manuel Lopez Obrador berkuasa tahun lalu, telah menjatuhkan oposisi pemerintahan sebelumnya ke Maduro dan mengatakan akan mengikuti kebijakan non-intervensi.

Guaido

1. Amerika Serikat mengakui Guaido tak lama setelah ia mengumumkan dirinya sebagai presiden pada Rabu (23/1). AS mengatakan akan menggunakan kekuatan ekonomi dan diplomatik untuk memulihkan demokrasi di Venezuela.

2. Banyak pemerintah Amerika Latin yang cenderung kanan, termasuk Brasil, Kolombia, dan Argentina, juga mengakui Guaido. pada Sabtu (26/1) Inggris, Jerman, dan Prancis semuanya mengatakan bahwa mereka akan mengakui Guaido sebagai presiden jika Maduro gagal mengadakan pemilihan baru dalam delapan hari.

3. Australia, Kanada, Israel juga mengakui pemimpin muda itu.

4. Utusan tertinggi militer Venezuela ke Amerika Serikat, Kolonel Jose Luis Silva, mengatakan dia berpisah dengan Maduro dan mengakui Guaido sebagai satu-satunya presiden yang sah.

5. Ada beberapa tanda bahwa dukungan untuk oposisi berkembang di luar wilayah kelas menengah dan atas tradisionalnya. Beberapa protes terhadap Maduro pecah di lingkungan kelas pekerja pekan lalu, sementara banyak mantan pendukung Chavez dan Maduro keluar ke pawai oposisi pada Rabu (23/1).

6. Beberapa perwira militer berpangkat rendah telah menyatakan ketidakpuasan terhadap pemerintah. Pemerintah pada Senin (21/1) mengatakan mereka menekan pemberontakan militer setelah sekelompok perwira mencuri senjata, menculik para perwira, dan menuntut Maduro dicopot.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement