REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Mantan CEO Starbucks Howard Schultz mengatakan ia serius ingin maju dalam pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) 2020 sebagai independen. Tapi, banyak anggota partai Demokrat yang memperingatkan kemunculan pihak baru dapat memecah suara anti-pejawat dan membantu Presiden AS Donald Trump kembali terpilih.
Dalam wawancaranya dengan stasiun radio NPR, Schultz menyerang balik kekhawatiran tersebut. Menurutnya, ia bisa berhasil di mana kandidat independen lainnya belum menarik perhatian suara mengambang yang terus tumbuh dan menggerogoti suara partai Demokrat yang kini cenderung menjadi partai progresif.
"Saya pikir simpatisan lama Demokrat dan banyak, jauh lebih banyak simpatisan lama partai Republik dibandingan Demokrat menyadari sedang mencari rumah, jika ada pilihan antaran Presiden Trump dengan orang yang berpikiran liberal progresif dari pihak Demokrat, melihat Presiden Trump terpilih kembali akan membunuh saya, dan saya yakin hal itu akan terjadi," kata Schultz seperti dilansir dari NPR, Selasa (29/1).
Schultz sudah berulang kali menekankan keinginannya maju ke pemilihan presiden karena ingin menghentikan Trump terpilih kembali. "Tidak ada satu orang yang ingin menjatuhkan, dalam hal ini, memecat Presiden Trump dibandingkan saya, saya tidak percaya dengan kualitasnya sebagai presiden dan bagaimana ia tidak menghargai kursi itu sangat bermasalah bagi saya," kata Schultz.
Pengusaha kaya raya itu berpendapat jika ia maju maka ia akan menjadi pilihan alternatif bagi pemilih Amerika yang tidak setuju dengan dua partai yakni Demokrat dan Republik. Hal itu terutama jika kandidat liberal seperti Senator Elizabeth Warren atau Senator Bernie Sanders memenangkan konvensi partai Demokrat.
"Saya tidak bisa berpikir hal yang lebih esensial dalam ekspresi demokrasi kami dibandingkan menyediakan rakyat Amerika pilihan yang tidak harus biner antara partai Republik atau Demokrat, kenapa rakyat Amerika tidak memiliki pilihan untuk seseorang yang mengatakan 'saya tidak terikat dengan kedua partai'," kata Schultz.
Schultz mengatakan jika ia memutuskan untuk maju dalam pemilihan presiden ia akan mengambil ide terbaik dari kedua partai. Ia ingin menyatukan AS yang sudah terpecah menjadi dua kelompok. Schultz juga yakin masa depan AS akan cemerlang tapi AS harus mengubah cara kerja dalam pemilihan umum.
Tapi pengusaha kaya yang pernah mencoba maju sebagai kandidat independen dan mantan Wali kota New York Mike Bloomberg memperingatkan Schultz. Bloomberg mengatakan sudah ada data yang sangat jelas dan konsisten tidak mungkin independen dapat memenangkan pemilihan presiden.
"Pada pemilihan 2020, kemungkinan besar kandidat independen hanya akan memecah suara anti-Trump dan membuatnya kembali terpilih sebagai presiden, itu risiko yang membuat saya menolak maju pada tahun 2016 dan saya tidak bisa melakukannya sekarang," kata Bloomberg.
Trump pun sudah mendengar keinginan Schultz untuk maju dalam pemilihan presiden 2020. Melalui media sosial Twitter, Trump mengatakan Schultz tidak akan memiliki nyali untuk maju ke pemilihan presiden.
"Howard Schultz tidak punya 'nyali' untuk maju menjadi Presiden! Tonton dia di @60Minutes semalam dan saya setuju dengannya, ia bukan 'orang paling pandai'. Lagi pula Amerika sudah memilikinya! Saya hanya berharap Starbucks masih membayar uang sewa mereka di Trump Tower," cuit Trump.