REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keberangkatan pesawat di Bandara Heathrow, London sempat tertunda dikarenakan sebuah drone yang tampak di udara. Seorang juru bicara Heathrow mengonfirmasi penundaan itu sebagai upaya tindakan pencegahan segala ancaman terhadap keselamatan operasional,
Heathrow bekerja dengan Kontrol Lalu Lintas Udara dan Polisi Metropolitan setelah insiden itu. Polisi dan militer saat ini sedang menginvestasi lebih lanjut kejadian.
"Kami terus memantau situasi ini dan meminta maaf kepada penumpang yang terkena dampak gangguan ini," katanya, dilansir BBC.
Pesawat British Airways termasuk di antara maskapai yang menunda keberangkatan. Polisi Metropolitan mengatakan mereka menerima laporan penampakan drone di dekat Heathrow sekitar pukul 17:05 GMT.
Sekretaris Transportasi Chris Grayling mengatakan telah menghubungi bandara tentang penampakan drone, dan telah berbicara dengan sekretaris pertahanan.
Sementara Juru kamera BBC Martin Roberts mengakui melihat drone sekitar pukul 17:45 GMT di area bandara. Drone mengeluarkan kedip cahaya merah dan hijau di area Harmondsworth.
"Saya tahu itu pesawat tak berawak, benda-benda ini punya lampu yang cukup khas, bukan helikopter. Lampu-lampu itu sangat berdekatan. Itu malam yang sangat jernih dan benda itu diam, berubah sedikit, sangat sedikit. Aku bisa melihatnya dengan sangat jelas, aku akan mengatakan sekitar empat hingga lima menit," kata dia.
Penumpang yang terjebak di Heathrow mengungkapkan rasa frustrasi mereka karena harus menunggu untuk berangkat. Jack Whittle, yang penerbangannya ke Manchester dihentikan, mengatakan bayi-bayi berteriak di mana-mana.
"Orang tua mendapatkan selimut, tetapi tidak ada orang lain," katanya kepada BBC News saat itu.
Ahli perjalanan Simon Calder mengatakan penghentian sementara keberangkatan akan memiliki efek knock-on. Calder mengatakan Heathrow sebenarnya memiliki langkah-langkah untuk mencegah insiden semacam ini.