REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI— Koalisi pimpinan Arab Saudi siap mengerahkan "pasukan dengan kekuatan terukur" untuk menekan Houthi, milisi yang berhubungan dengan Iran. Pengerahan oleh Saudi tersebut agar mundur dari kota pelabuhan Al-Hudaydah di Yaman, di bawah kesepakatan yang didukung PBB.
Pihak-pihak yang berperang di Yaman gagal menarik pasukan mereka dari kota pelabuhan utama negara itu di bawah gencatan senjata selama satu bulan. Kegagalan itu dapat memicu ancaman serangan besar di Al-Hudaydah yang berujung pada bencana kelaparan.
Houthi menguasai Al-Hudaydah sementara faksi-faksi lain di Yaman yang didukung koalisi dan mencoba mengembalikan pemerintahan yang diakui internasional berkumpul di pinggiran kota itu.
Menteri Luar Negeri UAE, Anwar Gargash, mengatakan koalisi Muslim Sunni Arab yang didukung negara-negara Barat telah menyerang 10 kamp pelatihan Houthi di luar kantor gubernur Al-Hudaydah pada Rabu (30/1).
"Koalisi bersiap mengerahkan lebih banyak pasukan dengan kekuatan yang terukur untuk membuat Houthi mematuhi Kesepakatan Stockholm," tulisnya di Twitter.
"Untuk menjaga gencatan senjata dan harapan untuk proses politik, PBB dan komunitas internasional harus menekan Houthi untuk menghentikan kekerasan, memfasilitasi konvoi bantuan, dan melakukan penarikan dari kota dan pelabuhan Al-Hudaydah seperti yang telah disepakati," kata Gargash.
Utusan PBB Martin Griffiths menjalin kontak dengan kedua pihak yang bertikai untuk menyelamatkan kesepakatan itu.
Kesepakatan itu merupakan terobosan diplomatik besar pertama untuk mengakhiri perang empat tahun yang telah menewaskan puluhan ribu orang dan membuat Yaman di ambang kelaparan.