REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Ledakan udara dingin di wilayah kutub telah menyebabkan suhu di beberapa negara bagian di Amerika Serikat (AS) menurun drastis hingga minus 30-40 derajat celcius. Fenomena itu dikenal dengan istilah polar vortex.
Dikutip laman National Weather Service (NWS), polar vortex merupakan besar bertekanan rendah dan berudara dingin yang mengeliling kedua kutub di bumi. Saat musim dingin, polar vortex menguat.
Istilah "vortex" mengacu pada aliran udara berlawanan arah jarum jam yang membantu menjaga udara dingin di dekat kutub. Sering kali selama musim dingin di belahan bumi utara, pusaran kutub mengembang dan mengembuskan udara dingin ke selatan.
Hal tersebut yang menyebabkan beberapa negara bagian di AS, seperti North Dakota, South Dakota, dan Minnesota, dibekap suhu dingin cukup ekstrem. Sekolah-sekolah di seluruh Midwest, termasuk Chicago, diliburkan pada Rabu dan Kamis. Kepolisian pun mengimbau agar warga berhati-hati dalam berkendara. Sebab jalan-jalan di sana telah diselimuti salju cukup tebal.
Polar vortex juga telah menyebabkan sistem transportasi, khususnya di Chicago, lumpuh. Lebih dari 1.000 penerbangan dari dan menuju bandara internasional Chicago O'Hare dan Chicago Midway dibatalkan pada Rabu. Pada hari yang sama layanan kereta penumpang Amtrak juga membatalkan semua rute perjalanannya dari dan menuju Chicago.
"(Cuaca dingin) ini mengerikan. Saya harus mengambil obat di Walgreens atau saya tidak akan keluar dari pintu," ujar Pasquale Cappelano (68 tahun), seorang pelayan yang bekerja di Chicago North Side.
Seorang ahli cuaca di NWS memprediksi suhu masih akan mengalami penurunan, khususnya di Chicago. Suhu di daerah tersebut berpotensi memecahkan rekor baru dengan mencapai lebih dari minus 33 derajat celcius.