REPUBLIKA.CO.ID, BAYBURT- Pesona Kota bawah tanah yang berusia 3.000 tahun di bagian timur-laut Turki menarik wisatawan lokal dan mancanegera. Situs bersejarah ini dikunjungi 15.500 wisatawan pada 2018.
Kota bawah tanah Aydintepe, yang memiliki nama yang sama dengan kabupaten tempatnya berada, di Provinsi Bayburt menjadi tempat bersejarah yang penting di kabupaten tersebut.
Kota kuno itu, yang secara kebetulan ditemukan selama penggalian pembangunan pada 1988, berada 2-2,5 meter di bawah permukaan tanah . Kota ini terdiri atas galeri, kamar, dan daerah luas yang menghubungkan kamar itu yang digali di batu karang tanpa bahan bangunan apa pun.
Semua kamar tersebut, berukuran dua meter dikali satu meter terbuka ke galeri lebih besar, yang kemudian terbuka ke ruang yang terhubung ke dua arah.
Ada banyak lubang yang berbentuk kerucut yang diduga digunakan untuk pengamatan atau sirkulasi udara di langit-langit di galeri sepanjang satu kilometer.
Kota yang berada di bawah rumah, toko, dan jalan di pusat Kabupaten Aydintepe, membuat pengunjung terpesona dengan misterinya yang tersimpan ribuan tahun.
"Bagaimana batuan dasar dipahat untuk membentuk karya seni, bagaimana struktur ini dibuat dengan tangan manusia membuat terpana banyak orang hari ini," kata Mustafa Akin, Gubernur Kabupaten Aydintepe, kepada Kantor Berita Turki, Anadolu yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu.
Akin mengundang semua warga untuk mengunjungi kota di bawah tanah tersebut guna menyaksikan kecantikannya.
Ia menambahkan, daerah yang ditemukan itu hanya puncak gunung es.
"Penelitian terperinci sedang berlangsung untuk ini. Ada desas-desus bahwa kota bawah tanah Aydintepe membentang sampai ke Kuil Bayburt dari sini," katanya.
Kota bawah tanah tersebut berada sekitar 25 kilometer di sebelah barat-laut Bayburt.
Akin mengatakan, Direktorat Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi itu melakukan penelitian untuk mengetahui sejauh mana bentangannya.
Ia mengatakan, jalur yang ditemukan saat ini akan dijangkau dalam 15 menit. "Di dalamnya lebih pendek daripada tinggi manusia, dan kadangkala Anda harus menundukkan kepala.”
DIa mengatakan, area 800 meter itu yang sekarang dibuka berada di bawah pusat kabupaten. “Ini adalah area yang kami temukan secara tidak sengaja selama penggalian pembangunan," katanya.
Ia mengatakan sisa tempat tersebut perlu diteliti melalui sistem georadar.
Akin menekankan tak ada masalah dengan ketahanan kota bawah tanah itu sebab kota tersebut digali dengan tangan, tapi beberapa tindakan diperlukan untuk melindunginya.
"Sekarang, rencana perlindungan sedang disiapkan," katanya.
Ia menambahkan rute tersebut yang menimbun kota bawah tanah itu akan ditata-ulang setelah persetujuan diperoleh dari Dewan Regional Erzurum bagi Pelestarian Warisan Budaya.
Tembok dan makam yang ditemukan di dalamnya kota tersebut diduga berasal dari jaman Romawi Purba dan awal priode Bizantium.