Rabu 06 Feb 2019 11:02 WIB

Iran Ancam Balas Serangan Israel di Suriah

Serangan Israel terhadap Suriah dinilai melanggar integritas teritorial.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Sejumlah tank Israel bersiaga di kawasan Dataran Tinggi Golan dekat perbatasan dengan Suriah.
Foto: AP/Ariel Schalit
Sejumlah tank Israel bersiaga di kawasan Dataran Tinggi Golan dekat perbatasan dengan Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran memperingatkan Israel untuk tidak melancarkan serangan militer terhadap Suriah. Bila hal itu terus dilakukan, Teheran siap mengambil tindakan balasan.

Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Iran Ali Shamkhani mengatakan serangan-serangan yang dilakukan Israel terhadap Suriah telah melanggar integritas teritorial negara tersebut. "Jika tindakan ini berlanjut, kami akan mengaktifkan beberapa tindakan perhitungan sebagai pencegah serta sebagai tanggapan yang tegas dan tepat untuk mengajarkan pelajaran kepada penguasa kriminil dan pembohong Israel," ujarnya pada Selasa (5/2).

Iran merupakan sekutu Presiden Suriah Bashar al-Assad. Hal itu menjadi salah satu motif Israel melancarkan serangan ke Suriah. Tel Aviv mengklaim kehadiran militer Iran di negara itu menjadi ancaman serius baginya.

Israel telah melakukan serangkaian serangan udara ke Suriah dengan dalih untuk menghancurkan fasilitas militer Iran. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan penting memblokir pengaruh Iran di Suriah.

"Sangat penting bagi kami untuk terus mencegah Iran mengakar di Suriah. Dalam banyak hal kami memblokir kemajuan itu," kata Netanyahu.

Israel, kata Netanyahu, akan terus berusaha memblokir pengaruh Iran di Suriah. Dia berkomitmen mencegah Iran menciptakan front perang lain melawan Israel, termasuk di Dataran Tinggi Golan.

Netanyahu mengungkapkan akan melakukan pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pad 21 Februari mendatang. Rusia adalah sekutu utama Pemerintah Suriah.

Pada kesempatan itu Netanyahu akan fokus membicarakan tentang ancaman Iran di sepanjang perbatasan Suriah.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement